Imran memastikan capaian program malaria saat ini masih dalam jalur yang sesuai, dibuktikan dengan tercapainya target eliminasi malaria di kabupaten/kota sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Di mana misalnya, tahun 2023 dari target 385 kabupaten/kota, eliminasi malaria capaiannya sebanyak 389 kabupaten/kota. Target 2024 adalah 405 dan per Maret 2024 mencapai 393 kabupaten/kota yang telah berhasil mencapai eliminasi malaria,” katanya.
Baca juga: Polri Umumkan Terjadi Penurunan Kasus Judi Online di Indonesia Hingga April 2024
Pihaknya terus melakukan upaya identifikasi daerah yang sudah rendah untuk segera didorong mencapai eliminasi.
Namun pada masa ke depan ini, kata Imran, upaya penanggulangan malaria akan lebih menantang karena daerah-daerah yang belum mencapai eliminasi adalah wilayah yang hard rock, dimana daerah yang belum mencapai eliminasi adalah daerah yang masih endemis malaria, terutama di kawasan timur Indonesia.
Menurut data Kemenkes, pada 2023 ditemukan 418.546 kasus malaria di Indonesia, sebanyak 369.119 diantaranya ditemukan di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.
“Kawasan Papua dan Nusa Tenggara merupakan daerah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia. Selain itu wilayah Sumba dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur juga masih merupakan daerah penularan malaria,” katanya.
Baca juga: Jadi Tuan Rumah WWF ke-10, Tunjukkan Kontribusi Indonesia Akan Sumber Daya Air
“Oleh karena konsentrasi kasus terjadi di Papua, maka upaya penanggulangan juga diprioritaskan di Papua, dengan melakukan berbagai intervensi percepatan penurunan kasus,” kata Imran. (Sidik Purwoko)