WARTABANJAR.COM, LEMBATA- Gunung api Ili Lewotolok di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini, Minggu (21/4/2024) siang kembali erupsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui akun X mereka mengatakan bahwa erupsi terjadi pukul 13.45 Wita.
Tinggi kolom letusan teramati ± 300 meter di atas puncak (± 1723 m di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18.2 mm dan durasi 136 detik,” ujar PVMBG.
Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Minggu, 21 April 2024, pukul 13:45 WITA tinggi kolom abu teramati ± 300 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18.2 mm dan durasi 136 detik. https://t.co/sr9QkINroL via @id_magma pic.twitter.com/0l1hAnb2uR
— PVMBG (@PVMBG_) April 21, 2024
Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan dengan mengeluarkan sejumlah peringatan serta tindakan ini harus dilakukan warga sekitar yang terdampak.
Peringatan dan Rekomendasi PVMBG:
Pada tingkat aktivitas Level III (Siaga) direkomendasikan:
1. Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas gunung, masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah gunung.
2. Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km pusat aktivitas gunung, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah gunung.
3. Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar gunung dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
4. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
5. Seluruh masyarakat dapat memantau perkembangan aktifitas gunung melalui aplikasi/website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau http://magma.esdm.go.id) dan media sosial PVMBG (facebook, Twitter, dan instagram pvmbg_)
6. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyrakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
7. Pemerintah Daerah/BPBD Kabupaten Lembata agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
8. Tingkat aktifitas gunung dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktifitas yang signifikan. Tingkat aktifitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan. (yayu/berbagai sumber)
Editor: Yayu