“Insyaallah Muhammadiyah akan ber-Idulfitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idulfitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah,” kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (8/4/2024) lalu.
Dia berharap kemungkinan itu tidak membuat masyarakat bingung, mengingat awal Ramadan Muhammadiyah dan pemerintah tahun ini berbeda.
Baca juga: Jelang Lebaran, Presiden Jokowi Ajak Anak Yatim dan Duafa Belanja Baju Lebaran
“Ramadan-nya beda tapi Idulfitri-nya sama karena ada perbedaan cara penetapan,” jelas Haedar.
Nahdlatul Ulama (NU) secara terpisah juga memperkirakan 1 Syawal 1445 jatuh pada hari Rabu 10 April 2024. Perkiraan itu didasarkan pada perhitungan data Lembaga Falakiyah Pengurus Besar (PB) NU atau astronomi yang juga tercantum dalam almanak resmi PBNU.
“Menurut hasil perhitungan falakiyah LF PBNU, sebagaimana tertera dalam almanak resminya, tanggal 1 Syawal bertepatan hari Rabu Pahing 10 April 2024,” tutur Kiai Sirril, seperti dilansir NU Online, Senin (08/04/2024).
Sirril menjelaskan, mekanisme penentuan tersebut melibatkan rukyatul hilal setelah dilakukan perhitungan atau hisab sebagai upaya prediktif. Rukyatul hilal merupakan verifikasi untuk melengkapi persyaratan ilmiah dalam konteks saintifik dan syar’iyyah dalam konteks keagamaan.
Baca juga: Jelang Akhir Bulan Suci Ramadan, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Masyarakat Terus Hidupkan Spirit Ramadan
Kendati begitu, perhitungan tersebut hanya merupakan tahap prediksi saintifik. Secara organisasi, Sirril menegaskan bahwa LF PBNU akan menunggu keputusan dari Sidang Isbat Pemerintah dan di internal NU melalui Ikhbar PBNU. Proses ini melibatkan penerimaan laporan rukyatul hilal dari berbagai titik pantau hilal di seluruh Indonesia yang dikoordinasi oleh LF PBNU. Adapun, pengumuman hasil sidang Isbat Idulfitri dapat dipantau secara live streaming melalui link berikut ini: (Sidik Purwoko)