Gerhana Matahari Total, Begini Keseruan Warga AS Saksikan Fenomena Alam Langka ini

    Dekat Ennis, Texas, di selatan, resor trailer Range Vintage juga penuh sesak, terjual habis lebih dari setahun yang lalu.

    “Saya langsung memesannya, lalu saya memberi tahu istri saya, kita akan pergi ke Texas,” kata Chris Lomas dari resor pada hari Minggu.

    Sekalipun awan menutupi acara tersebut, dirinya tetap berharap bisa mengalami momen itu.

    “Hari tetap akan gelap. Ini sekedar berbagi pengalaman dengan orang lain,” ujarnya.

    Warga AS menggelar dagangannya untuk turis yang datang menyaksikan Gerhana Matahari total (Wartabanjar.com/ist)

    Pembuat peta gerhana Michael Zeiler telah melihat 11 gerhana matahari, dan sebelumnya telah berpindah lokasi pada menit-menit terakhir untuk mendapatkan cuaca yang lebih baik.

    “Kami adalah kebalikan dari pemburu tornado, yang selalu mencari langit cerah,” kata Zeiler pada akhir pekan.

    Kali ini, dia akan tinggal di Fredericksburg, Texas, bersama keluarganya yang beranggotakan 10 orang berpegang pada “secercah harapan” untuk cuaca yang baik.

    Baca juga: Jalin Silaturahmi dan Berbagi, Polda Kalsel Buka Bersama Dengan Anak Yatim

    Diperkirakan 31,6 juta orang, hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2017, hidup di jalur gerhana totalitas – yang lebih panjang, dan juga lebih lebar dibandingkan hampir semua gerhana total lainnya sebelumnya, karena jarak bulan lebih dekat ke Bumi dan bayangannya lebih luas.

    Cuaca menjadi topik hangat di taman angkatan laut dan militer Buffalo pada hari Minggu. Pada Minggu siang, relawan Tom Villa telah menyambut wisatawan dari beberapa negara bagian, serta Kanada dan Brasil.

    “Kondisinya bukan yang terbaik namun masih dapat ditoleransi,” kata Anderson, pensiunan ahli meteorologi Kanada.

    Dan ternyata memang Gerhana Matahari Total di AS sedikit mengecewakan karena halangan tipis awan yang menutupi momen langka itu. Terlihat di tayangan media sosial warga di sana beberapa kali awan tipis mengganggu pemandangan fenomena langka yang mereka namakan The Great Eclipse tersebut.

    Baca Juga :   Buka Lagi Penerbangan ke Suriah, Turkish Airlines Enggan Angkut Penumpang Asal Israel dan Iran

    Baca juga: Akhiri Jabatan, Presiden Jokowi Open House Lebaran 2024 di Istana Negara Jakarta

    Meski demikian, terdengar sorak-sorai warga ketika langit benar-benar gelap begitu matahari tertutup bulan penuh. Momen itu hanya menyisakan sinar matahari yang mengelilingi bulan. (Sidik Purwoko)

    Editor: Sidik Purwoko

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI