Menurut mantan pebulutangkis ini menyarankan anak-anak untuk mengambil jeda ketika jalannya pertandingan tidak sesuai keinginan.
“Memang mengambil jeda itu penting ketika apa yang kita inginkan tidak berjalan. Ini yang kadang-kadang anak-anak lupa,” tutur Lilik.
“Mengambil jeda itu bisa membalikkan fokus dan ketenangan. Caranya bermacam-macam tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Ini yang saya ingatkan juga, baik kepada pemain maupun pelatih,” sahut Lilik.
Sementara wakil ganda putra Fajar Alfian kembali merasakan atmosfer berbeda saat kembali menjejakkan kaki di Utilita Arena. Sebagai juara bertahan, dia dan sang pasangan Muhammad Rian Ardianto pastinya akan berusaha tampil maksimal.
“Magis dan atmosfer All England memang berbeda, tadi saat coba lapangan langsung terasa. Apalagi dengan warna karpet abu-abu, pertama kali ini agak aneh, mungkin karena belum terbiasa,” ucap Fajar.
“Tidak ada beban yang terlalu tinggi (menjadi juara bertahan), kami mau fokus untuk all out di setiap pertandingan nanti,” katanya lagi.
All England 2024 menjadi edisi ke-125 turnamen bulutangkis paling tua ini. Pelaksanaannya bertepatan dengan pekan pertama bulan Ramadhan.
“Sudah menjadi resiko kami sebagai atlet, saat Ramadhan jauh dari rumah dan keluarga. Meskipun sedih tapi harus dijalani apalagi tugas ini demi mengharumkan nama Indonesia,” tutup Fajar. (atoe)
Editor Restu