@who, @unitednations dan mitra berulang kali terhambat dalam memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan. Orang-orang di Gaza hidup di neraka. Tidak ada tempat yang aman. 100 hari, dan terus bertambah, rasa tidak aman dan ketakutan yang tiada henti tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Segala sesuatu harus dilakukan untuk mengakhiri kekerasan guna mencegah lebih banyak kematian dan cedera yang tidak perlu. Bebaskan para sandera sekarang,” pungkasnya.
Unggahan ini kemudian memantik reaksi dari netizen seluruh dunia yang menginginkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
Mereka menyoroti narasi yang digunakan WHO di postingan ini yang berfokus pada penyerangan 7 Oktober 2023, padahal, menurut mereka penjajahan ini sudah berlangsung selama 75 tahun sejak 1948.
Dari 1948 tersebut, banyak sudah korban berjatuhan dan rakyat Palestina menderita sejak itu, bukan hanya karena tragedi 7 Oktober 2023.
“The whole narrative built around Oct 7. WTF. OH what was I even expecting from the WHO,” komentar drb***
“Stop starting with Oct 7th ….. its been 100 days of Genocide committed by Israel onto the Palestinian people,” ujar bra***.
“100 days and 75 years,” komentar zat***.
“100 days ? – Yes 100 years since the Start of Genocide – Shameful – Send your WHO Reports to the International Court of Justice Now,” sebut ing***.
“More than 75 years of violence and intruders on the land of Palestine,” ujar ada***.
“It started way before 100 days…Oct 7th was just one of it…,” kata sai***.
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com