WARTABANJAR.COM – Saat ini tidak sedikit pekerja yang setiap hari harus menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja.
Sebagian dari orang-orang yang bekerja masuk kategori komuter, yaitu mereka yang harus pergi ke suatu kota untuk bekerja kemudian kembali ke kota asalnya untuk pulang.
Para pekerja biasanya menggunakan kendaraan umum maupun pribadi menuju tempat kerja.
Mereka terjebak kemacetan, menghadapi kebisingan, dan terpapar polusi udara.
Selain kelelahan dan kejenuhan, perjalanan itu rupanya juga berimbas pada kesehatan mental.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Transport & Health menunjukkan efek perjalanan komuter terhadap kondisi depresi.
Seperti dikutip dari laman WION News, Jumat (23/12/2023), perjalanan komuter ke tempat kerja yang lebih lama telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang buruk.
Kondisi itu termasuk kurang aktif secara fisik, minum lebih banyak alkohol, dan kurang tidur.
Kendati begitu, belum banyak penelitian mengenai dampak kesehatan akibat perjalanan komuter yang panjang, khususnya di negara-negara Asia.
Studi terkini di Korea Selatan menganalisis data dari 23.415 orang berusia antara 20 dan 59 tahun dari Survei Kondisi Kerja Korea Kelima, sebuah survei perwakilan nasional yang dilakukan pada 2017.
Para peserta diminta menjawab pertanyaan berdasarkan lima poin indeks kesejahteraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan peneliti menganalisis kesehatan mental mereka.
Tim peneliti juga melakukan kajian terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, wilayah, status perkawinan, pekerjaan, jam kerja mingguan, kerja shift, dan lain sebagainya.