Dari beberapa referensi tentang Abah Guru Sekumpul, disebutkan ketika lahir ia diberi nama Qusyairi, namun karena sering sakit kemudian namanya diganti menjadi Muhammad.
Ayahnya bernama Abdul Ghani dan ibunya Masliah.
Semasa muda mendapat pendidikan yang baik dari ayah dan neneknya yang bernama Salabiah dan di lingkungan keluarga ia mendapat pendidikan yang ketat, disiplin serta mendapat pengawasan dari pamannya, Syekh Semman Mulya.
Pada usia 5 tahun belajar Alquran dengan Guru Hasan Pesayangan, di usia 6 tahun menempuh pendidikan di Madrasah Kampung Keraton.
Pada usia 7 tahun beliau masuk ke Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Abah Guru Sekumpul juga termasuk keturunan Rasulullah yang jalur nasabnya melalui Syekh Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Mindanao bin Zainal Abidin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein Bin Abdullah 18 Syaikh Bin Abdullah Al Idrus Al Akbar Bin Abu Bakar As Sakran Bin Abdurrahman As Saqaf Bin Muhammad Maula Dawilah Bin Imam Ahmad Al Muhajir Bin Imam Isa Ar Rumi Bin Al-Imam Muhammad An Naqib Bin Al-Imam Ali Uraidhy Bin Al-Imam Ja’far As Shadiq Bin Al-Imam Muhammad Al Baqir Bin Al Imam Ali Zainal Abidin Bin Al Imam Sayyidina Husein Bin Sayyidah Fatimah Az Zahra Binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pembacaan manaqib Abah Guru Sekumpul ini diakhir dengan pembacaan wirid dan doa yang dipimpin KH Wildan Salman.
Tak hanya itu, Gubernur Kalsel juga mengajak jemaah membacakan Surah Alfatihah untuk rakyat Palestina yang masih dijajah Zionis Israel agar segera merdeka.