Lazis ASFA mentasarrufkan dana zakatnya melalui pendekatan lim program. Yakni pendidikan, kemanusiaan, ekonomi, kesehatan dan sosial dakwah, dengan prioritas pada bidang pendidikan.
Yakni percepatan dan pengembangan SDM yang berbasis pada penguatan lembaga pendidikan dan pesantren serta organisasi keIslaman.
Para penerima beasiswa tersebut setelah selesai masa studinya, diwajibkan kembali ke lembaga pendidikan, pesantren dan organisasi keIslaman.
Saat ini lebih dari 1000 orang telah mendapatkan beaiswa dari Lazis ASFA, mulai dari jenjang; santri, pelajar, S1-S3, yang tersebar di berbagai pondok pesantren, sekolah dan universitas dalam dan luar negeri.
Menurut Ketua Lazis ASFA H. Muchlis Hasyim, saat ini penerima beasiswa ASFA tersebar di puluhan universitas, antara lain; Universitas Al-Azhar Mesir 250 orang jenjang S1-S3, di Unisulla Semarang 11 orang khusus pada Fakultas Kedokteran, di UGM, UI, UIN, Universitas Muhammayah, Unida Gontor, Universitas Darunnajah serta Ma’had Aly At-Tarmasi dan Tebu Ireng dan lainnya.
Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi menjelaskan, bahwa Lazis ASFA sejak didirikannya telah berkomitmen pada percepatan dan pengembangan SDM, khususnya dalam rangka menyongsong datangnya bonus demografi untuk menuju Indonesia emas tahun 2045, SDM unggul dan berkualitas harus dipersiapkan mulai saat ini dengan baik.
Lazis ASFA berkomitmen ikut serta membangun masa depan Indonesia melalui peningkatan sumber daya manusia, dan program kemanusiaan lainnya.(rilis)
Editor Restu