Malaysia Alami Panic Bunying Setelah India Lakukan Pembatasan Ekspor Beras

    Malaysia minggu ini memperkenalkan subsidi dan langkah-langkah lain untuk menurunkan harga beras di tengah krisis ini, termasuk satuan tugas untuk memeriksa rantai pasokan lokal.

    Perdana Menteri Anwar Ibrahim bahkan memperingatkan akan adanya tindakan hukum terhadap siapa pun yang kedapatan menimbun beras.

    Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Tiba di Bandara Soetta Kenakan Jas Kotak-kotak

    Pemerintah bersikukuh bahwa ketersediaan beras cukup, dan Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu dilaporkan mengatakan pada hari Senin bahwa tidak ada kekurangan beras di negara ini dan mendesak masyarakat untuk tidak melakukan pembelian secara panik.

    Namun Khor Cheng Hai, yang menjual beras di Kindness Enterprise, mengatakan dia tidak mampu mengamankan stok beras yang diproduksi secara lokal.

    “Sebelumnya, terjadi pembelian panik (panic-buying) di kalangan pelanggan kami. Tapi sekarang sudah tidak lagi… Kami menjual beras impor di sini, kami mencoba memesan beras lokal, tapi (pedagang grosir) bilang tidak ada stok,” kata Khor kepada Arab News.

    “Bukan hanya toko saya, pelanggan saya pergi ke (toko lain) dan mereka mengeluh karena tidak ada beras lokal juga. Pemerintah selalu menyampaikan di media bahwa stok beras lokal cukup.

    “Tetapi ketika kami memesan (ini), tidak ada beras lokal yang tersedia. Apa yang bisa kita lakukan?”

    Krisis beras di Malaysia menyoroti kesalahan dalam industri yang sedang “tren menurun,” kata Prof. Fatimah Mohamed Arshad, peneliti senior di Institute for Democracy and Economic Affairs.

    Baca Juga :   BMKG Ingatkan Kewaspadaan Cuaca Esktrem Selama Periode Nataru

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI