Masih berbicara tentang bagaimana pengelolaan limbah plastik, Yanti mengatakan bahwa saat ini Borneo Urban Lab sedang melakukan penjajakan pada Program Kampung Iklim tepatnya di Kuin Cerucuk.
Kali ini Yanti dan teman-teman mengajak dan membimbing ibu-ibu disana untuk mengelola limbah plastik menjadi kerajinan tangan.
Selain berfokus terhadap lingkungan, Borneo Urban Lab juga mempunyai proyek urban youth yang berfokus kepada anak-anak muda di perkotaan terkait bagaimana persiapan karier, membuat curriculum vitae, dan mengelola community development.
Tak hanya menjalin kerjasama dengan Pemerintah Australia melalui hibah alumni, Borneo Urban Lab telah bekerjasama dengan beberapa pihak lainnya seperti PLN UPDK Barito, Kemendikbudristek melalui program pekan kebudayaan nasional.
“Kemudian dengan Pemerintah Amerika melalui pertukaran pemuda, Organisasi KotaKita yang berdomisili di kota Solo, serta organisasi lokal dan instansi pemerintah terkait,” paparnya.
Bukan tanpa kendala, di tiap proyek yang dilakukan pasti ada saja masalahnya, misalnya bagaimana mempertahankan tiap proyek menjadi berkelanjutan.
Hal itu dikarenakan anggota Borneo Urban Lab juga memililiki kegiatan lain seperti bekerja dan kuliah yang terkadang membuat Borneo Urban Lab kekurangan orang saat melakukan proyek di lapangan.
“Kami selalu memikirkan bagaimana kegiatan tetap berjalan,” sambungnya.