Berbicara kepada Al Arabiya pada hari Rabu, Walikota Derna Abdulmenam al-Ghaithi menolak kritik terhadap tindakan pihak berwenang, dengan mengatakan bahwa mereka telah “melakukan semua tindakan pencegahan” yang diperlukan, dan memberi tahu penduduk setempat. Namun banyak yang tidak setuju.
“Otoritas timur di Derna memikul tanggung jawab atas keputusan mereka,” kata Anas El Gomati, pendiri dan direktur Sadeq Institute.
“Kelambanan mereka untuk bertindak meskipun ada ancaman nyata telah menyebabkan ribuan nyawa melayang, padahal hal tersebut bisa mengakibatkan hilangnya blok-blok kayu dan kantong-kantong semen.”
Namun masalahnya bukan hanya terjadi di pemerintahan daerah, melainkan karena korupsi selama bertahun-tahun dan pembongkaran infrastruktur publik, kata El Gomati.
“Pengabaian terhadap infrastruktur penting Libya dan pemeliharaannya merupakan faktor utama yang menyebabkan jebolnya bendungan dan kota itu tenggelam,” tambahnya. “Korupsi dan salah urus keuangan adalah penyebab di balik kegagalan infrastruktur yang telah melanda Libya selama beberapa dekade, namun rezim-rezim berturut-turutlah yang bersalah, dan otoritas investasi militerlah yang telah mengkanibal infrastruktur publik Libya di wilayah timur, menghancurkannya untuk diselundupkan dan dijual. besi tua.” (ernawati)
Editor: Erna Djedi