DPR RI Minta Kemlu Tindaklanjuti Dugaan Penjiplakan Lagu Halo Halo Bandung oleh Malaysia

    Sebelumnya, dugaan penjiplakan karya bangsa Indonesia tidak hanya terjadi sekali saja. Negeri Jiran tersebut sempat menggunakan lagu Rasa Sayange untuk promosi pariwisata yang bertajuk Malaysia Truly Asia pada tahun 2017 lalu. Rasa Sayange merupakan lagu Indonesia asal Maluku yang diciptakan oleh putra daerah, Paulus Pea.

    Malaysia juga kembali menggunakan lagu Rasa Sayange dalam pembukaan SEA Games 2017 saat Malaysia menjadi tuan rumah pergelaran olahraga se-Asia Tenggara tersebut.

    Ada pula, Malaysia juga mengklaim setidaknya 12 (dua belas) warisan budaya Indonesia lainnya sebagai bagian budaya negaranya. Ke-12 warisan budaya tersebut yakni Pencak Silat, Wayang Kulit, Tari Piring, Tari Tor-tor, Angklung, Batik, Lunpia/Lumpia Semarang, alat musik Gordang Sambilan, Beras Adan hingga Kuda Lumping. Meski Malaysia memiliki kemiripan dengan kebudayaan Indonesia, Andreas menyatakan bahwa kepemilikan budaya asli tidak boleh asal diakui.

    “Ini adalah tindakan yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menciptakan ketegangan antara dua negara tetangga, termasuk masyarakat kedua bangsa. Padahal sebagai saudara satu dan rumpun, Indonesia dan Malaysia seharusnya bekerja sama dalam menjaga perdamaian dan harmoni di kawasan,” urai Andreas.

    Legislator dari Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) I ini pun mendorong Pemerintah untuk lebih tegas dalam melindungi karya seni dan budaya bangsa. Andreas mengatakan, hal tersebut penting dilakukan agar tidak ada lagi negara lain yang mengklaim kebudayaan nasional Indonesia.

    Baca Juga :   Perangi Kejahatan Siber, Polda Metro Resmikan Direktorat Reserse Siber

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI