President and Chief Executive Officer of Tenaga Nasional Berhad Dato’ Indera Ir Baharin menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, rencana interkoneksi sistem listrik ini merupakan peluang investasi ke depan. Meski membutuhkan alokasi anggaran yang tak sedikit, namun dengan kolaborasi yang kuat maka bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi seluruh negara.
“Iklim investasi yang menarik, dan juga daya tarik secara pengembalian modal menjadi tantangan tersendiri. Meski memang model interkoneksi ini sukses diterapkan di Eropa. Peluang kolaborasi ini akan bisa ditingkatkan,” terang Baharin.
Managing Director of Electricite du Laos, Chanthaboun Soukaloune menyambut baik wacana membangun interkoneksi antar negara ASEAN. Ia menjelaskan selama ini skema interkoneksi sudah bisa dijalankan oleh Laos. Proyek interkoneksi listrik Laos Thailand Malaysia Singapura (LTMS) menjadi salah satu contoh terjalinnya interkoneksi sistem kelistrikan.
“LTMS merupakan salah satu proyek kebanggan kami dan merupakan wujud terlaksananya interkoneksi listrik. Kami mengapresiasi kerja sama bilateral antar negara ini khususnya antara Laos dan Thailand yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun ini. Kerja sama ini juga semakin memperat hubungan bilateral antar negara,” ujar Chanthaboun.
Sementara untuk Kalimantan, General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Kalimantan, Abdul Salam Nganro menjelaskan sejak Januari 2016 pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Sarawak Energy Berhad (SEB).
“Kerjasama ini memungkinkan kami dan SESCO untuk melakukan ekspor import energi listrik melalui interkoneksi sistem Khatulistiwa di Kalbar dengan Sarawak,” imbuh Salam. (rilis)
Baca Juga : Jatuh Setelah Tersengat Listrik, Karyawan Bagian Gudang Mess PT CBML Tabalong Tewas Membiru
Editor : Hasby