Perry menegaskan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis.
Koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah juga dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Selain itu, sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.
Perry menyampaikan, saat ini tekanan inflasi terus menurun dan semakin terkendali dalam sasaran 3,0±1%. Inflasi IHK Juli 2023 tercatat 3,08% year-on-year (yoy), menurun dari inflasi Juni 2023 yang sebesar 3,52% yoy. Penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok.
Inflasi inti turun menjadi 2,43% yoy. Kelompok volatile food bahkan deflasi sebesar 0,03% yoy, sedangkan inflasi kelompok administered prices turun menjadi 8,42% (yoy).
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024,” tutur Perry.
Perry menambahkan, perekonomian Indonesia juga tumbuh kuat didukung oleh permintaan domestik.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 tercatat sebesar 5,17% yoy, meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,04% yoy.
Hasil positif ini ditopang oleh pertumbuhan positif dari hampir seluruh komponen pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%.