Ini 2 PLTU Batu Bara yang Siap Disuntik Mati, Kementerian ESDM: Total 33 Unit Dipensiunkan

    WARTABANJAR.COM – Mayoritas warganet meyakini bahwa PLTU batu bara menjadi penyebab utama polusi udara di Jakarta. Hal ini terungkap lewat pemantauan dan analisis yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) di media sosial X.com atau Twitter.

    Hal tersebut membuat pemerintah lebih bersemangat lagi untuk menyuntik mati sejumlah PLTU di negeri ini, seperti yang dikatakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Parjiono.

    BACA JUGA: Bahaya Polusi Udara bagi Anak-Anak, Ini Upaya yang Dapat Dilakukan

    Menurut dia hingga saat ini pemerintah terus melanjutkan rencana pensiun dini dua PLTU besar di Indonesia, yaitu PLTU Pelabuhan Ratu dan PLTU Cirebon-1.

    Menurutnya, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) tengah melakukan uji tuntas atau due diligence terhadap rencana suntik mati dua PLTU tersebut.

    “Otoritas investasi Indonesia tengah melakukan due diligence terhadap dua rencana proyek transisi energi tersebut,” kata Parjiono dalam Energy Transition Mechanism: Asean Country Updates, Rabu (23/8/2023).

    Dia mengatakan total investasi yang diperlukan untuk melakukan pensiun dini terhadap PLTU Cirebon diperkirakan mencapai US$ 877 juta. Sementara untuk PLTU Pelabuhan Ratu diperkirakan membutuhkan investasi senilai Rp 12 triliun. “Proyek kedua yang dilakukan oleh PT SMI adalah PLTU Pelabuhan Ratu,” kata dia.

    Rencana pemerintah menyuntik mati dua PLTU batu bara ini merupakan bagian dari rencana mengalihkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Diketahui, mekanisme suntik mati terhadap PLTU Cirebon-1 dilakukan dengan mekanisme alih kelola dari PT PLN kepada PT Bukit Asam (PTBA).

    PTBA dan PT PLN telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja atau Principle Framework Agreement untuk mengakhiri lebih awal (early retirement) PLTU Pelabuhan Ratu berkapasitas 3 x 350 Mega Watt (MW).

    Kesepakatan ini ditandatangani pada saat rangkaian acara State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022) lalu.

    PLTU Pelabuhan Ratu yang semula dikelola PLN, nantinya akan dialihkan ke PTBA, namun kemudian akan dipensiunkan lebih cepat masa operasinya.

    Semula PLTU ini direncanakan beroperasi selama 24 tahun, namun setelah pengalihan ini masa operasional pembangkit dipangkas menjadi hanya 15 tahun.

    Sudah Terkumpul Rp 7,6 T

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan Indonesia telah berhasil mengumpulkan dana investasi senilai US$ 500 juta atau setara Rp 7,66 triliun (kurs Rp 15.320). Dana tersebut dikumpulkan di bawah skema Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu upaya mempercepat transisi energi dari fosil ke yang lebih ramah lingkungan.

    “Ini akan dimanfaatkan hingga tambahan US$ 4 miliar oleh Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank) dan lainnya termasuk pemerintah Indonesia,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam Seminar Workshop on Energy Transition Mechanism (ETM) Implementation di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (23/8/2023).

    Dalam jangka pendek, dana itu akan dipakai untuk mempensiunkan dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia. Pada tahap awal, ada sekitar 1,5 gigawatt (GW) PLTU batu bara yang akan dipensiunkan.

    Berdasarkan catatan, PLTU batu bara yang akan ‘disuntik mati’ duluan adalah PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat dengan kapasitas 660 megawatt (MW) dan PLTU Pelabuhan Ratu 3 x 350 MW di Sukabumi.

    33 Unit PLTU Dipensiunkan

    Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mengungkapkan ada 33 unit PLTU batu bara yang akan dilakukan pensiun dini (early retirement). Total semuanya berkapasitas 16,8 GW.

    BACA JUGA: Begini Cara Nikita Willy Lindungi Anak dari Polusi Udara di Jakarta

    “Kami akan menerapkan rencana pensiun dini untuk PLTU batu bara setidaknya 33 unit dengan total kapasitas 16,8 GW,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam Grand Launching Indonesia’s Energy Transition Mechanism di Movenpick Hotel, Jimbaran, Bali, Senin (14/11/2022).

    Hal ini untuk memenuhi komitmen Indonesia mencapai target netral karbon (net zero emission/NZE) di 2060 atau lebih cepat. Target pengurangan emisi karbon pun telah ditingkatkan dari 29% atau setara 835 juta ton CO2 menjadi 32% atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor: didik tm

    Baca Juga :   Curah Hujan Meningkat 40 Persen pada November dan Desember

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI