WARTABANJAR.COM – Sebuah studi mengungkap efek fatal dari cuaca ekstrem seperti gelombang panas atau hawa dingin jika berbarengan dengan polusi udara.
Penelitian telah diterbitkan bulan lalu di jurnal Circulation.
Kondisi itu disinyalir dapat melipatgandakan risiko serangan jantung. Bahkan dampak negatifnya pada sistem kardiovaskular juga terungkap bisa sangat berbahaya bagi para perempuan dan kalangan lanjut usia.
Seperti dikutip dari laman Health, Kamis (17/8/2023), serangan jantung yang mematikan terdeteksi meningkat selama periode panas atau dingin yang ekstrem.
Dalam studi, para peneliti menganalisis 202.678 kematian akibat serangan jantung di Provinsi Jiangsu, Cina, antara 2015 hingga 2020. Mereka memeriksa pola cuaca dan tingkat polusi pada hari-hari sekitar kematian.
Baca juga: Anggota Polisi Berpangkat Bripka Ditangkap Terkait Jual Beli Senpi Ilegal Secara Online
Tim periset menemukan risiko serangan jantung fatal dua kali lebih tinggi dari biasanya ketika suhu berkisar antara 28 hingga 36 derajat Celsius selama empat hari. Risiko juga meninggi ketika polusi partikel halus diukur di atas 37,5 mikrogram per meter kubik.
Hal itu melebihi pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Rekomendasi WHO, orang-orang disarankan menghindari paparan lebih dari 15 mikrogram per meter kubik lebih dari tiga hingga empat hari setahun.
Hasilnya, para peneliti menemukan peningkatan 18 persen risiko serangan jantung yang mematikan selama dua hari paparan gelombang panas.
Peluang kematian akibat serangan jantung meningkat sebesar empat persen ketika cuaca dingin ekstrem, yakni selama musim dingin dua hari ketika suhu berkisar antara 0,5 hingga lima derajat Celsius.