WHO Khawatir Lonjakan Kasus Kematian di Dunia Akibat Covid Eris, Begini Gejaanya

    WARTABANJAR.COM – Varian baru Covid-19 bernama EG 5.1 atau Eris sudah lama masuk di Indonesia. Bahkan sampel pertama varian baru Covid-19 Eris ini sudah ada di Jakarta pada Maret 2023. Dan saat ini, varian EG 5.1 sudah meluas ke 36 negara.

    Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah menyelidiki beberapa varian Corona, termasuk varian EG.5. Diketahui, varian tersebut tengah menyebar di sejumlah negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

    Sebelumnya, WHO sudah melacak keberadaan varian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus baru COVID-19.

    WHO tengah melacak beberapa varian COVID-19, termasuk EG.5, yang akan kami publikasikan evaluasi risikonya. Risiko tetap ada dari varian lebih berbahaya yang baru muncul yang dapat memicu peningkatan kasus dan kematian secara tiba-tiba,” ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (9/8/2023), dikutip dari Anadolu Agency.

    Setelah diselidiki, WHO mengklasifikasikan varian tersebut sebagai ‘variant of interest’. Tetapi, itu tampaknya tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.

    Varian yang menyebar cepat, yang paling umum di Amerika Serikat dengan perkiraan lebih dari 17% kasus, berada di balik peningkatan virus di seluruh negeri. Varian ini juga telah terdeteksi di China, Korea Selatan, Jepang, hingga Kanada.

    Apa itu varian Covid Eris?

    Eris adalah varian baru Covid dan merupakan keturunan Omicron yang belum lama ini ditemukan di Inggris.

    Covid Eris pertama kali diidentifikasi pada 31 Juli 2023, dan sejak saat itu telah menjadi varian paling umum kedua di Inggris, dengan 10 kasus yang telah dilaporkan, dikutip dari BBC, Selasa (8/8/2023).

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai melacak varian Eris lebih dari dua minggu yang lalu, yakni ketika terjadi peningkatan jumlah orang yang dites positif secara tiba-tiba.

    Public Health Agency di Inggris mengatakan kepada BBC News NI, kendati terjadi peningkatan jumlah kasus dan orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir, namun jumlah tersebut tetap ‘pada tingkat yang relatif rendah’.

    Gejala Covid varian Eris

    Eris merupakan keturunan varian Omicron dan memiliki beberapa gejala yang sama, dilansir dari India Today.

    ZOE Health Study memaparkan lima gejala paling umum yang terkait dengan infeksi varian Eris. Gejala Covid Eris yang dirilis di antaranya sebagai berikut.

    Pilek
    Sakit kepala
    Bersin
    Sakit Tenggorokan
    Kelelahan (dari ringan hingga parah).

    Kendati demikian, penting untuk diketahui bahwa gejala-gejala tersebut tidak hanya terjadi pada orang yang terinfeksi subvarian Omicron Eris, tetapi juga dapat terlihat pada varian virus corona lainnya.

    Penyebaran varian baru Covid Eris yang cepat telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli.

    Salah satunya, Profesor Christina Pagel, anggota Independent Sage, yang memperingatkan bahwa Inggris berpotensi menghadapi gelombang lain yang didorong oleh munculnya varian-varian Covid ini.

    Selain itu, berkurangnya kekebalan tubuh, serta kondisi cuaca yang tidak mendukung dapat berisiko meningkatkan penularan varian-varian Covid.

    Eris diklasifikasi sebagai varian baru Covid dari keturunan Omicron di Inggris pada 31 Juli 2023.

    Hal itu berdasarkan penyebarannya terdeteksi di negara itu dan meningkatnya kasus Covid-19 secara internasional, terutama di Asia.

    Kendati menjadi varian Covid baru yang dipantau oleh WHO, namun Eris saat ini tidak diklasifikasikan sebagai varian yang perlu dikhawatirkan.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor: didik tm

    Baca Juga :   KPU Nyatakan Proses Pilgub Bengkulu Jalan Terus

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI