WARTABANJAR.COM – Tidur merupakan kebutuhan penting setiap manusia yang dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas setiap orang. Hal ini menyebabkan setiap orang menginginkan kualitas tidur yang baik.
Seperti dikatahui, tidur adalah kebutuhan biologis penting bagi manusia, karena saat tidur tubuh mengisi ulang energi untuk menghadapi aktivitas sehari-hari.
Untuk mendapatkan keseimbangan tubuh, penting untuk memiliki kebiasaan tidur yang baik dan cukup.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan MVP Program Veteran Affairs Million Veteran menyebutkan sejumlah kebiasaan yang disebut bisa memperpanjang umur.
Studi itu melakukan pemeriksaan data dari rekam medis dan kuesioner dari 719.147 peserta yang diteliti.
MVP Program Veteran Affairs Million Veteran merupakan program penelitian kesehatan yang berpusat pada lebih dari satu juta veteran di Amerika Serikat.
Penelitian tersebut mempelajari bagaimana gen, gaya hidup, pengalaman militer berdampak pada kebugaran dan umur panjang.
Kembali ke masalah kualitas tidur, hingga kini belum ada data yang akurat terkait durasi dan kualitas tidur hanya menggunakan data dari laporan diri atau terbatas pada data dari lingkungan tidur laboratorium yang tidak alami.
Penelitian baru
Saat ini terdapat studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) dan Nokia Bell Labs di Inggris Raya menyelidiki faktor-faktor budaya dan individu yang mempengaruhi tidur.
“Tidur tidak hanya memiliki dampak besar pada kesejahteraan seseorang tetapi juga diketahui terkait dengan masalah kesehatan seperti obesitas dan demensia,” jelas penulis utama studi, Meeyoung Cha, dikutip dari Neuroscience News.
“Untuk memastikan tidur yang cukup dan meningkatkan kualitas tidur dalam masyarakat yang menua, tidak hanya usaha individu tetapi juga dukungan sosial harus diberikan untuk bekerja sama,” tambahnya.
Para peneliti mengumpulkan data secara ekstensif dengan menggunakan jam tangan pintar yang tersedia secara komersial. Mereka menganalisis 52 juta catatan yang terkumpul selama empat tahun dari 30.082 individu di 11 negara.
Jam Pintar Nokia
Partisipan memakai jam tangan pintar Nokia sehingga memungkinkan tim peneliti untuk menyelidiki pola tidur yang khusus bagi setiap negara berdasarkan catatan digital dari perangkat tersebut.
Jam tangan pintar akan mencatatkan tentang waktu tidur rata-rata, waktu bangun, dan durasi tidur. Catatan ini juga secara konsisten mencatat perubahan jam bangun dan tidur yang menyebabkan durasi tidur yang lebih pendek.
Penelitian ini mendapati waktu tidur rata-rata secara keseluruhan dihitung menjadi sekitar tengah malam, dan waktu bangun rata-rata adalah sekitar pukul 7:42 pagi.
Peneliti menghitung metrik tidur penting yang digunakan dalam studi klinis, seperti efisiensi tidur, durasi tidur, dan jam tidur berlebih di akhir pekan. Hal ini dilakukan peneliti untuk menganalisis pola tidur yang luas.
Selain itu, mereka juga menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA), untuk lebih lanjut memampatkan metrik ini menjadi dua dimensi tidur utama yang mewakili kualitas dan kuantitas tidur.
Lokasi Geografis dan Budaya
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa tidur individu sangat terkait dengan lokasi geografis dan faktor budaya. Meskipun partisipan akan bangun pada waktu yang serupa, tetapi waktu tidur bervariasi menurut negara mereka.
Individu di negara-negara dengan produk domestik bruto (PDB) tinggi memiliki lebih banyak catatan penundaan waktu tidur. Mereka dalam budaya kolektivis, dibandingkan dengan budaya individualis, juga menunjukkan lebih banyak catatan penundaan waktu tidur.
Di antara negara-negara yang diteliti, Jepang memiliki durasi tidur total terpendek, dengan rata-rata durasi kurang dari 7 jam, sementara Finlandia memiliki yang terpanjang, dengan rata-rata 8 jam.
Perbandingan antara kualitas tidur yang dimiliki oleh penduduk di setiap negara mengungkapkan bahwa faktor-faktor sosial menyumbang 55% variasi dalam kualitas tidur dan 63% variasi dalam kuantitas tidur.
Negara dengan indeks individualisme (IDV) yang lebih tinggi, menempatkan lebih banyak fokus pada pencapaian individu dan hubungan, memiliki durasi tidur yang lebih lama secara signifikan, yang dapat diatribusikan pada masyarakat tersebut yang memiliki kebiasaan tidur lebih awal.
Di sisi lain, Spanyol dan Jepang memiliki jadwal waktu tidur pada jam-jam terakhir. Kedua negara ini memiliki memiliki skor kolektivisme tertinggi atau IDV rendah.
Studi ini juga menemukan hubungan antara indeks penghindaran ketidakpastian (UAI) yang lebih tinggi, yang mengukur implementasi hukum dan peraturan umum dalam kehidupan sehari-hari warga biasa, dengan kualitas tidur yang lebih baik.
“Jadwal kerja yang berlebihan, jam kerja yang panjang, dan waktu tidur yang terlambat di negara-negara berpendapatan tinggi dan keterlibatan sosial akibat kolektivisme tinggi dapat menyebabkan penundaan waktu tidur,” jelas co-author, Daniele Quercia.
Dampak Olahraga
Selain itu, para peneliti juga menyelidiki bagaimana aktivitas fisik dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah individu dapat menyeimbangkan pengaruh budaya melalui intervensi pribadi.
Tim peneliti menemukan bahwa meningkatkan aktivitas harian dapat meningkatkan kualitas tidur dalam hal waktu yang lebih cepat untuk tertidur dan bangun. Namun, individu yang berolahraga lebih banyak tidak tidur lebih lama.
Efek olahraga berbeda-beda menurut negara, dengan efek yang lebih jelas diamati di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Finlandia. Menariknya, di Jepang, tidak ada efek olahraga yang jelas yang dapat diamati.
Temuan ini menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas harian dan tidur dapat berbeda menurut negara dan bahwa rencana latihan yang berbeda mungkin lebih efektif dalam budaya yang berbeda.
“Meskipun menarik untuk melihat bahwa masyarakat dapat berperan dalam menentukan kuantitas dan kualitas tidur seseorang dengan data berkelanjutan yang besar,” jelas penulis pertama Shaun Sungkyu Park.
“Signifikansi dari studi ini adalah bahwa secara kuantitatif menunjukkan bahwa bahkan dalam budaya yang sama (negara), usaha individu seperti olahraga harian dapat memiliki dampak positif pada kuantitas dan kualitas tidur,” tambahnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Budaya & Letak Geografis Ternyata Mempengaruhi Kebiasaan Tidur Anda, Ini Risetnya
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com