WARTABANJAR.COM – Unggahan video memperlihatkan aksi berani dilakukan oleh seorang aparatur desa atau yang menjabat Kepala Desa (Kades) wanita kepada warga yang menolak perbaikan jalan desa. Video aksi tersebut pun viral di media sosial TikTok dan menyedot banyak perhatian warganet.
Dilihat Senin (17/7/2023), video viral yang diunggah oleh akun TikTok @nengkades tersebut sudah ditonton sebanyak 1,4 juta, dengan bertuliskan keterangan ‘Miris, Jalan rusak yg mau dibangun malah di tolak dan mengatasnamakan masyarakat’.
Saat ditelusuri, peristiwa tersebut terjadi di Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dari dalam video, terlihat seorang mengaku sebagai warga sekitar yang menolak dan memprotes akan perbaikan jalan yang berada di Desa Ciasem Baru.
BACA JUGA: Terungkap, Penganiaya Istri Hamil Hingga Videonya Viral Ternyata Residivis Kasus Ini
@nengkades Kalian lebih suka jalanya dibangun atau di diamkan rusak dan becek aja? #jalanrusak #jalanrusaklampung #subangjawabarat #perbaikanjalan
♬ original sound – Neng Indah – Neng Indah
“Ini harusnya kemauan masyarakat bukan kewenangan situ, walaupun kamu punya hak masyarakat juga punya hak. Kamu harusnya ngikutin masyarakatnya,” kata salah satu warga dalam video yang menolak perbaikan jalan.
Dalam video terlihat seorang pria berbadan gempal memprotes pembangunan jalan dengan alasan kades seharusnya mendengar kemauan masyarakat.
Kades kemudian bertanya dengan nada kesal tentang masyarakat mana yang dimaksud pria tersebut.
“Kalian lebih suka jalanya dibangun atau di diamkan rusak dan becek aja?” tulis pengunggah.
Hingga Senin (17/7/2023), video soal kades wanita melawan pria yang menolak pembangunan jalan sudah ditayangkan sebanyak 1,8 juta kali.
Polres Subang Turun Tangan
Kasi Humas Polres Subang Iptu Memey Andriyani mengatakan, peristiwa penolakan pembangunan jalan terjadi di Dusun Babakan RT 02 dan 03/RW 06, Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang.
Peristiwa itu melibatkan Kades Ciasem Baru Indah Aprianti dengan salah seorang warga yang mengatasnamakan masyarakat, yakni Sahidin Alas Menir, pada Selasa (11/7/2023).
“Terjadi permasalahan pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2023 pukul 09.00 WIB di lokasi pembangunan jalan rijit beton jalan,” ujar Memey kepada Kompas.com, Senin (17/7/2023).
Lebih lanjut, Memey menjelaskan alasan pria menolak pembangunan jalan di Desa Ciasem Baru.
Ia menyampaikan, penolakan tersebut berkaitan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) desa. Dalam RAB itu, jalan yang dibangun memiliki panjang 98 meter dan lebar 3 meter.
Namun, Sahidin meminta rencana pembangunan jalan tersebut diubah supaya lebar jalan menjadi 3,5 meter.
“Kemudian terjadi perselisihan antara keduanya (Indah dengan Sahidin),” kata Memey.
Pembangunan tetap jalan
Memey mengatakan, keributan antara Indah dengan Sahidin kemudian diselesaikan dengan cara musyawarah dengan difasilitasi Panit Intelkam Polsek Ciasem.
Musyawarah antara keduanya digelar di Masjid Al Barokah, Desa Ciasem Baru.
Hasil musyawarah tersebut, kata Memey, pembangunan jalan yang sebelumnya mendapat penolakan dari Sahidin tetap dilanjutkan sesuai RAB.
“Namun, ada tambahan, yaitu di kanan dan kiri jalan tersebut dilakukan berem atau pengarugan dan dana tersebut di luar RAB melainkan swadaya masyarakat,” jelas Memey.
“Dan kedua belah pihak menyepakati kesepakatan tersebut situasi kondusif,” pungkasnya.
Mengaku Wartawan dan Peras Kades Ciasem Baru
Setelah peristiwa penolakan jalan terjadi, Indah mengaku sering dimintai uang oleh Sahidin.
Pria tersebut, kata Indah, mengaku sebagai wartawan dan pernah meminta uang Rp 500.000.
Indah juga menyampaikan, Sahidin menuduhnya melakukan korupsi.
“Ujungnya ya minta uang. Pernah ngasih uang Rp 200.000 itu pun marah-marah karena mintanya Rp 500.000,” ujar Indah, dikutip dari Antara.
BACA JUGA: Viral Twitter Calon Paskibraka Nasional Nanda Maulidya Digantikan H-2 Keberangkatan
Indah mengungkapkan, ketika ditentang oleh Sahidin, ia mengumpulkan warga untuk menghindari kericuhan.
Dari situ, warga tetap meminta lebar jalan yang dibangun 3 meter sesuai perhitungan awal.
“Memang ada di situ 3,5 meter karena tidak ada bahu jalan, kemudian jalan di situ makin mengerucut,” kata Indah.
“Kalau yang 3,5 meter itu kanan kirinya sawah. Yang saya mau bangun itu kanan kirinya rumah penduduk sudah tidak mungkin 3,5 meter nanti bisa kena tiang listrik dan sebagainya,” ujarnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor: didik tm