Tangani Stunting, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Ajak Warga Jadi Pemengaruh Sanitasi

    4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Fakta di lapangan saat ini, menunjukkan bahwa masih ada 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia perilaku buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

    Peran Kesehatan Lingkungan Atasi Stunting

    Beberapa penyebab di atas, berkontribusi pada masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia.

    Lalu, apa peran kesehatan lingkungan atasi stunting?

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air minum yang tidak memadai dan pengumpulan sampah yang tidak tepat berhubungan dengan kemungkinan yang lebih tinggi dari stunting pada anak.

    Sanitasi lingkungan secara tidak langsung memengaruhi gizi balita.

    Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan kecacingan yang dapat mengganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting.

    Selain itu, kekayaan rumah tangga adalah pelindung dari risiko stunting.

    Analisis PAF menunjukkan bahwa 21,58% dari beban stunting di antara anak-anak U-5 yang tinggal di daerah dapat dicegah dengan menyediakan akses ke sumber air minum yang lebih baik dan pengelolaan limbah padat rumah tangga yang lebih baik untuk mencegah infeksi berulang.

    Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin menggelar kegiatan dukungan sanitasi dalam penanganan stunting yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat langsung untuk dapat membantu penanganan stunting di wilayah angka kasus stunting yang tinggi di Kota Banjarmasin, Kamis (13/7/2023) lalu di aula The Winners 4, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

    Baca Juga :   Sat Pol PP Banjarbaru Imbau Warung Remang-Remang Tak Jual Miras

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI