WASPADA! Risiko Alzheimer Meningkat saat Kolesterol Tinggi

    WARTABANJAR.COM – Penyakit Alzheimer telah dikaitkan dengan genetika. Menurut Mayo Clinic, gen paling umum yang terkait dengan penyakit Alzheimer late-onset adalah apolipoprotein E (APOE).

    “Satu salinan gen APOE berasal dari ibu dan satu lagi dari ayah. Memiliki setidaknya satu gen APOE e4 menggandakan atau tiga kali lipat risiko terkena penyakit Alzheimer. Beberapa orang memiliki dua gen APOE e4, satu dari setiap orang tua. Memiliki dua gen meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer bahkan lebih, sekitar delapan hingga dua belas kali lipat,” demikian dikutip dari laman artikel di Mayo Clinic.

    Mengutip Times of India, gen seperti ABCA7, CLU, CR1, PICALM, PLD3, TREM2 dan SORL1 juga dikatakan terkait dengan timbulnya penyakit Alzheimer. Misalnya, gen CLU membantu otak membuang amiloid beta. Penelitian telah menemukan bahwa ketidakseimbangan dalam hal ini menyebabkan timbulnya penyakit Alzheimer.

    BACA JUGA:

    Sebuah studi baru menemukan kadar kolesterol total yang berfluktuasi secara drastik, baik naik atau turun dalam jangka waktu lima tahun, juga dapat menimbulkan masalah karena mampu meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.

    Dalam studi yang diterbitkan pada Rabu (5/7/2023) di jurnal Neurology, para ilmuwan meneliti hampir 11.700 orang dewasa dengan usia rata-rata 71 tahun.

    Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki variabilitas paling tinggi dalam tingkat kolesterol total memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer atau demensia yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer (ADRD) dalam waktu 12 tahun.

    Salah satu penulis studi sekaligus ahli epidemiologi genetik di Mayo Clinic Suzette J. Bielinski mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa strategi pencegahan Alzheimer dan demensia sangat dibutuhkan. Menurutnya, pemeriksaan rutin untuk kadar kolesterol dan trigliserida dilakukan sebagai bagian dari perawatan medis standar.

    “Fluktuasi hasil ini dari waktu ke waktu berpotensi membantu kami mengidentifikasi siapa yang berisiko lebih besar terkena demensia, membantu kami memahami mekanisme perkembangan demensia, dan pada akhirnya menentukan apakah meratakan fluktuasi ini dapat berperan dalam mengurangi risiko demensia,” ucap Bielinski dalam siaran pers, mengutip CNN.

    Kadar lipid yang abnormal tinggi dalam darah, seperti kolesterol atau trigliserida, telah dikaitkan dengan Alzheimer dan demensia lainnya dalam penelitian sebelumnya.

    Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa variabilitas kadar kolesterol total dari waktu ke waktu dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dan demensia terkait, tetapi risikonya berbeda di antara jenis kolesterol tertentu belum sepenuhnya dipahami.

    Variabilitas lipid, seperti yang didefinisikan oleh para penulis studi, mengacu pada setiap perubahan kadar lipid seseorang dari waktu ke waktu terlepas dari apakah mereka meningkat atau menurun.

    Para penulis berusaha untuk lebih memahami hubungan antara berbagai jenis lipid dan penyakit Alzheimer atau demensia terkait dengan melihat catatan kesehatan orang dewasa yang berasal dari Minnesota, yang sebagian besar berkulit putih dan belum pernah didiagnosis dengan penyakit Alzheimer atau ADRD.

    Kadar lipid para partisipan dikumpulkan pada setidaknya tiga hari yang berbeda dalam lima tahun sebelum dimulainya penelitian pada tanggal 1 Januari 2006. Kemudian para peneliti melacak apakah partisipan mengembangkan penyakit Alzheimer atau demensia terkait hingga tahun 2018.

    Selain kolesterol total, penelitian ini melacak trigliserida, sejenis lemak yang berasal dari mentega dan minyak, kadar kolesterol jahat (LDL) dan juga kadar kolesterol baik (HDL).

    Dalam studi ini, variasi kolesterol LDL dan HDL tidak terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk penyakit Alzheimer atau demensia terkait. Namun, mereka yang memiliki fluktuasi kadar trigliserida paling tinggi memiliki risiko 23 persen lebih tinggi dibandingkan dengan partisipan yang mengalami variasi paling sedikit.

    BACA JUGA:

    Para penulis studi menemukan hubungan, namun bukan hubungan sebab-akibat, antara kadar kolesterol dan trigliserida yang berfluktuasi dengan risiko penyakit Alzheimer dan demensia terkait.

    Bielinski mengatakan para penulis masih belum mengetahui secara pasti bagaimana tingkat lipid dan risiko Alzheimer atau demensia bisa berhubungan. Namun para ahli memiliki teori seputar mekanismenya.

    “Fluktuasi kolesterol dapat berdampak negatif pada kesehatan pembuluh darah otak dan berkontribusi pada peningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia, termasuk penyakit Alzheimer,” kata Christopher Weber, direktur inisiatif sains global di Alzheimer’s Association.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI