Peziarah menghabiskan malam di Muzdalifah dan mengumpulkan batu-batu kecil, yang memiliki tujuan khusus untuk ritual melempar setan yang akan datang di pilar Jamarat di Mina.
Usai melempar Jamarat Al-Aqaba dengan kerikil yang terkumpul, jamaah melanjutkan perjalanan ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Al-Ifadah. Ritual ini bisa dilakukan kapan saja antara tanggal 10 dan 12 Dul Hijjah.
Setelah tindakan suci ini selesai, jamaah tidak lagi dibatasi oleh peraturan ihram dan bebas melakukan semua kegiatan yang diperbolehkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa mereka harus kembali ke Mina untuk melanjutkan ritual haji yang tersisa.
Selama hari-hari Tashreeq, yang jatuh pada tanggal 11, 12 dan 13 Dul Hijjah, peziarah harus tetap berada di Mina dan melakukan dua ritual rami tambahan.
Pada sore hari tanggal 11 Dul Hijjah, jamaah mengumpulkan 21 kerikil dan melanjutkan untuk melemparkannya di tiga Jamarat. Rajam diawali dengan Jamarat Al-Ula, kemudian Jamarat Al-Wusta, dan terakhir Jamarat Al-Aqaba.
Selanjutnya, sebelum berangkat dari Makkah, jamaah diwajibkan melakukan Tawaf Al-Wida atau disebut juga dengan Tawaf perpisahan. Ritual ini sangat penting dalam ibadah haji dan wajib bagi semua jamaah.
Haji tahun ini akan menjadi pertemuan jamaah terbesar sejak 2019, sebelum dimulainya pandemi COVID-19.
Pada tahun 2019, sekitar 2,5 juta orang ikut serta dalam ibadah haji, menandai jumlah pemilih yang signifikan. Namun, karena wabah global, hanya 10.000 orang yang diizinkan untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2020. Jumlah peserta meningkat menjadi hampir 59.000 pada tahun 2021.