Terungkap Profil 3 Anak dan 1 Balita yang Bertahan 40 Hari di Hutan Amazon, Usai Kecelakaan Pasawat

    Pihak pemerintahan mengungkapkan bahwa 4 anak selamat setelah 5 minggu hilang di hutan Kolombia akibat kecelakaan pesawat.(pemerintah kolombia)

    Si anak hutan

    Jika ada anak-anak yang dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi cobaan seperti itu, keluarga Mucutuy adalah jawabannya.

    Orang Huitoto belajar berburu, memancing, dan mengumpulkan bahan makanan sejak usia dini. Kakek mereka, Fidencio Valencia, mengatakan kepada wartawan bahwa anak tertua, Lesly dan Soleiny, sangat mengenal hutan.

    Berbicara kepada media Kolombia, bibi anak-anak itu, Damarys Mucutuy, mengatakan bahwa keluarga tersebut secara teratur memainkan permainan bertahan hidup bersama saat tumbuh dewasa.

    “Saat kami bermain, kami mendirikan seperti kemah kecil. Lesly yang berusia tiga belas tahun tahu buah apa yang tidak boleh dia makan karena banyak buah beracun di hutan. Dan dia tahu cara merawat bayi,” katanya.

    Setelah kecelakaan itu, Lesly membangun tempat berlindung darurat dari dahan yang disatukan dengan ikat rambutnya.

    Dia juga menemukan fariña, sejenis tepung, dari reruntuhan pesawat Cessna 206 yang mereka tumpangi.

    “Anak-anak itu bertahan hidup dengan tepung sampai habis dan kemudian mereka makan bijinya,” kata Edwin Paki, salah satu tokoh adat yang ikut dalam upaya pencarian itu kepada wartawan.

    “Ada buah yang mirip markisa, namanya avicure. Mereka sedang mencari benih untuk dimakan dari pohon avicure sekitar satu setengah kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat,” dia menambahkan.

    Astrid Cáceres, kepala Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia, mengatakan waktu penderitaan mereka berlanjut di saat hutan sedang panen dan mereka hanya bisa makan buah yang sedang dalam masa masak.

    Tetapi mereka masih menghadapi tantangan yang berarti untuk bertahan hidup di lingkungan yang tidak ramah.

    Pakar adat Alex Rufino mengatakan anak-anak itu berada di hutan yang sangat gelap dan lebat, di mana terdapat pohon-pohon terbesar di wilayah itu.

    Dan meskipun ada daun yang dapat digunakan anak-anak untuk memurnikan air, dia memperingatkan bahwa ada yang beracun.

    “Itu adalah area yang belum dijelajahi. Kota-kotanya kecil, dan berada di sebelah sungai, bukan di hutan,” kata dia.

    Selain menghindari pemangsa, anak-anak juga mengalami hujan badai yang intens dan mungkin harus menghindari kelompok bersenjata yang konon aktif di hutan.

    Pada satu waktu, anak-anak dipaksa membela diri dari anjing liar, kata Presiden Petro.

    Tetapi Rufino mencatat bahwa anak berusia 13 tahun yang dibesarkan di masyarakat adat sudah memiliki banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang di lingkungan seperti itu.

    John Moreno, pemimpin kelompok Guanano di Vaupes, di bagian tenggara Kolombia tempat anak-anak dibesarkan, mengatakan bahwa mereka dibesarkan oleh neneknya, seorang tetua adat yang dihormati secara umum.

    “Mereka menggunakan apa yang mereka pelajari di masyarakat, mengandalkan pengetahuan leluhur mereka untuk bertahan hidup,” katanya.

    Penyelamatan yang dramatis

    Saat pencarian berlanjut, para pejabat di Bogota mendapat tekanan karena dibilang lambatan. Presiden Petro dikritik keras setelah kantornya mencuit tweet palsu yang mengatakan bahwa anak-anak itu telah ditemukan.

    Lalu, pihak berwenang menjatuhkan 10.000 selebaran dengan tips bertahan hidup yang ditulis dalam Bahasa Spanyol dan bahasa pribumi Huitoto. Dan, helikopter membunyikan pesan dari nenek mereka dari pengeras suara untuk meyakinkan anak-anak bahwa mereka sedang dicari.

    Namun tanpa sepengetahuan media, tentara semakin dekat dalam pencarian keluarga tersebut. Pada beberapa kesempatan, tim penyelamat lewat dalam jarak 20 hingga 50 meter dari tempat anak-anak itu ditemukan, kata komandan pencarian Jenderal Pedro Sánchez.

    Pada saat anak-anak ditemukan, sekitar 150 tentara dan 200 sukarelawan dari kelompok masyarakat adat setempat terlibat dalam operasi tersebut, yang menyisir area seluas lebih dari 300 km persegi.

    “Ini bukan pencarian jarum di tumpukan jerami, ini pencarian kutu kecil di karpet yang luas, karena mereka terus bergerak,” kata Jenderal Sanchez.

    Tapi, setelah pencarian selama sebulan, anjing penyelamat spesialis menemukan anak-anak tersebut.

    Kata-kata pertama dari putri tertua Lesly, yang menggendong bayinya, adalah “Saya lapar”, kata salah satu penyelamat. Salah satu anak laki-laki, yang sedang berbaring, bangkit dan berkata: “Ibuku sudah meninggal”.

    Belakangan diketahui bahwa ibu anak-anak itu bertahan di hutan selama empat hari setelah kecelakaan pesawat.

    BACA JUGA: Tragis! Pasak Pelontar Tertancap di Leher Saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak, Mahasiwa ITB Tewas

    “Sebelum dia meninggal, ibu mereka memberi tahu mereka sesuatu seperti, ‘Kalian keluar dari sini’,” kata ayah anak-anak itu, Manuel Ranoque.

    Sebuah video yang dibagikan oleh Kementerian Pertahanan Kolombia memperlihatkan anak-anak tersebut diangkat ke dalam helikopter dalam kegelapan di atas pepohonan tinggi.

    Mereka telah diterbangkan ke ibu kota negara Bogota, kemudian ambulans membawa mereka ke rumah sakit untuk perawatan medis lebih lanjut.

    Keluarga anak-anak tersebut berterima kasih kepada tentara karena terus melakukan pencarian meskipun kemungkinan kecil untuk bertahan hidup, dan mereka ingin pemerintah untuk membawa pulang anak-anak tersebut secepat mungkin.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   Prancis Tuding Israel Dorong Kawasan Terlibat dalam Perang Regional

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI