IDAI Ingatkan Dampak Cuaca Panas bagi Anak Sekolah, Sarankan Atur Durasi Belajar

    Biasanya, kata dia, dehidrasi terjadi pada anak yang kebutuhan cairan dalam tubuhnya tidak tercukupi, sehingga mengalami sejumlah gejala seperti mulut menjadi kering, anak kehausan, buang air kecil berwarna pekat dan intensitas buang air kecil jarang.

    Imbuh Himawan, jika anak mengalami dehidrasi berat, akan disertai dengan demam, gejala lemas hingga lemas sekali, terjadi penurunan kesadaran dan kehilangan respon atau pingsan.

    Ketika hal ini terjadi, orang tua diharapkan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa.

    “Jika anak itu ada gejala lain seperti muntah atau diare itu bisa menyebabkan dehidrasi bertambah berat. Jadi dehidrasi harus menjadi concern (perhatian) kalau misalnya cuaca sedang panas,” ujarnya.

    Suhu panas yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, juga bisa mengakibatkan anak mengalami mimisan. Terutama kepada anak-anak yang memang mempunyai jenis pembuluh darah yang tipis di hidungnya.

    Himawan mengatakan mimisan dapat terjadi akibat adanya pembuluh darah yang pecah. Bila hal ini menimpa anak, orang tua diharapkan segera menghindarkan anak dari paparan suhu panas. Jika bisa, sebisa mungkin minimalisir anak beraktivitas di luar selama suhu panas masih ada.

    Bentuk antisipasi lain yang ia tekankan adalah penuhi kebutuhan cairan tubuh anak dengan mengkonsumsi banyak air mineral atau makanan bergizi yang menunjang imunitas tetap terjaga dengan baik. Terlebih bila anak sedang mengikuti perjalanan kembali ke kota asal pascamudik.

    “Jadi dengan minum yang cukup, dengan cara itu bisa untuk mengurangi risiko dehidrasi atau kekurangan cairan pada anak. Jadi tidak perlu sampai ekstrem diberi produk kompres pendingin,” katanya.

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI