Ingin Mudik Lebaran dapat Lindungan Allah! Lakukan 10 Adab Bepergian Menurut Islam

    WARTABANJAR.COM – Beberapa hari jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, sebagian warga mulai melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.

    Mudik menjadi salah satu agenda rutin yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran. Begitu juga di tahun ini, para perantau berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi denga sanak saudara di sana.

    Meski penuh dengan rasa suka cita karena akan berkumpul bersama keluarga, sebagai orang Muslim, tetap harus memerhatikan adab yang ada.

    Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa adab yang harus dilakukan sebelum bersafar atau bepergian sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW.

    Imam Nawawi melalui kitab Al-Adzkar menganjurkan kaum muslim yang akan bepergian jauh seperti mudik, untuk memperhatikan beberapa perkara sebagai adabnya.

    “Ketika seseorang telah mantap bepergian, maka hendaklah berusaha untuk melakukan beberapa hal. Di antaranya adalah berwasiat terhadap suatu hal yang perlu diwasiatkan dan hendaklah menghadirkan saksi atas wasiatnya tersebut.

    Setelah itu berupaya untuk meyelesaikan segala bentuk urusan yang terjadi antara dirinya dan orang lain, meminta restu kepada orang tua, guru, dan orang-orang yang terkasih, bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya atas segala dosa dan kekhilafan.

    Selain itu, memohon pertolongan kepada Allah atas perjalanan yang dia lakukan dan berusaha mempelajari hal-hal yang dibutuhkan dalam perjalanannya tersebut.” jelas Imam Nawawi.

    Adab-adab Bepergian sesuai Hadits Nabi

    Juga ternyata, Nabi SAW melalui berbagai sabdanya mengungkap adab-adab yang bisa diterapkan muslim saat mereka akan menempuh perjalanan (safar) yang jauh, seperti mudik ke kampung halaman di momen Lebaran Idul Fitri.

    Menukil kitab Al-Adzkar, kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, dan Syarah Ryadhush Shalihin susuna berikut sejumlah adab bepergian.

    1. Pergi pada Hari Kamis (di Waktu Pagi)

    عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالك رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ فِي غَزْوَةِ تَبُوْكَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ

    Artinya: “Dari Ka’ab bin Malik, bahwa Nabi SAW berangkat perang Tabuk pada hari Kamis. Dan beliau suka berangkat pada hari Kamis.” (Muttafaq Alaih)

    Juga Rasul SAW mendoakan umatnya di pagi hari melalui riwayat Shakhr bin Wada’ah Al-Ghamidi Ash-Shahabi. Beliau SAW bersabda:

    اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

    Artinya: “Ya Allah berkahilah bagi umatku pada pagi hari.” (HR Abu Dawud & Tirmidzi)

    2. Mendirikan Sholat Sunnah Sebelum Perjalanan

    مَا خَلَّفَ أَحَدٌ عِنْدَ أَهْلِهِ أَفْضَلَ مِنْ رَكْعَتَيْنِ يَرْكَعُهُمَا عِنْدَهُمْ حِيْنَ يُرْيْدُ سَفَرًا

    Artinya: “Tiada seseorang meninggalkan hal yang lebih baik kepada keluarganya daripada melakukan shalat dua rakaat ketika hendak bepergian.” (HR Thabrani, dari Muth’im bin Al-Miqdam)

    3. Mencari Teman saat Bepergian (Tidak Sendirian)

    عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ أَنَّ النَّاسَ يَعْلَمُوْنَ مِنَ الْوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ، مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلِ وَحْدَهُ

    Artinya: “Dari Ibnu Umar, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Jika semua orang mengetahui kesendirian dalam bepergian sebagaimana yang aku ketahui, maka tidak akan ada satu orang penunggang pada malam hari seorang diri.” (HR Bukhari)

    4. Meminta Nasihat dari Orang Baik

    Abu Hurairah meriwayatkan, seseorang berucap, “Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku hendak bepergian maka berilah aku nasihat.” Maka beliau berkata: “Bertakwalah kepada Allah dan bertakbirlah di setiap tanjakan (dataran tinggi).”

    Ketika orang tersebut telah pergi, Rasulullah SAW berdoa, “Ya Allah, dekatkanlah dan mudahkanlah perjalanannya.” (HR Tirmidzi & Ibnu Majah)

    5. Berdoa ketika Meninggalkan Rumah

    Dengan doa:

    بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أَزِلَّ

    Latin: Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaah wa laa hawla wa laa quwwata illa billaahi Allahumma innii a’uudzu bika an adhilla aw adhilla aw azilla aw azilla

    Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya upaya atau pun kekuatan selain dengan Allah. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menjadi sesat atau disesatkan, atau tergelincir atau digelincirkan, atau menjadi bodoh atau dibodohi.”

    6. Berdoa ketika Berkendara

    Diriwayatkan Ibnu Umar, “Apabila Rasul SAW di atas punggung untanya untuk bepergian, beliau bertakbir tiga kali, kemudian mengucapkan doa:

    سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

    Latin: Subhaanalladzii sakhkhara lanaa haadzaa wa maa kunna lahu muqriniina wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun

    Artinya: “Mahasuci Zat yang telah menundukkan (semua) ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami.” (HR Muslim)

    7. Bertakbir saat Menanjak dan Bertasbih kala Menurun
    كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا وَإِذَا نَزَلْنَا سَبّحْنَا

    Artinya: Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: “Ketika kami bepergian, kami bertakbir bila berjalan menanjak, dan bertasbih apabila berjalan menurun.” (HR Bukhari)

    8. Senantiasa Berdoa dalam Perjalanan

    Karena doa orang yang bepergian, insya Allah dikabulkan. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Tiga doa yang dikabulkan dan tidak perlu disangsikan lagi adalah doa orang yang didzhalimi, doa musafir (orang yang bepergian), dan kutukan orang tua terhadap anaknya.” (HR Ahmad)

    9. Perempuan yang Bepergian Jauh Harus Disertai Mahram

    Rasulullah SAW menuturkan, “Tidak boleh seorang perempuan melakukan safar yang jarak tempuhnya sehari semalam, kecuali jika bersama mahramnya.” (Muttafaq Alaih)

    10. Berdoa saat Kembali dari Bepergian

    Diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata, “Kami tiba bersama Nabi SAW, yaitu aku, Abu Thalhah, dan Shafiyyah yang membonceng Rasulullah SAW, hingga ketika kami mendekati Madinah beliau mengucapkan:

    ‘Kita semua adalah orang-orang yang kembali, orang-orang yang bertaubat, dan orang-orang yang beribadah serta memuji kepada Allah.; Beliau senantiasa mengucapkannya hingga kami sampai di Madinah.’ (HR Muslim, An-Nasa’i, & Ahmad)

    Itulah 10 adab bepergian yang detikers bisa perhatikan selama mudik Lebaran 2023 atau perjalanan jauh lainnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   Jangan Lewatkan Sahur di Bulan Ramadan, Simak Segudang Manfaatnya

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI