WARTABANJAR.COM – Memiliki pasangan yang dilanjutkan menikah adalah harapan kebanyakan orang. Beragam cara dilakukan agar bisa menikah, apalagi usia sudah kian uzur. Namun apa yang harus menjadi niatan utama kala hendak menikah?
Perlu diketahui bahwa Allah yang menciptakan rasa cinta di dalam diri manusia, dan Allah pula yang menciptakan ketertarikan manusia pada lawan jenisnya. Oleh sebab itu Allah memberi petunjuk kepada manusia bagaimana menjalin cinta dalam ikatan yang benar dan suci, yaitu dengan ikatan suci pernikahan. Allah berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar-Rum: 21)
Pernikahan juga salah satu sunnah rasul yang sangat dianjurkan bagi seluruh umat muslim. Menikah itu fitrah dan merupakan sarana untuk membentuk keturunan dengan jalan yang diridhoi Allah SWT. Dengan menikah, seseorang berarti telah menyempurnakan separuh agamanya.
Sudahkah mental diri kita benar-benar kuat untuk mengarungi manis pahitnya mahligai pernikahan? tentu kita tahu bahwa menikah tidak terlepas dari ujian. Sebagaimana fitrah manusia yang memang akan terus Allah uji guna mengukur kadar keimanannya.
Ujian juga harus dipandang sebagai rahmat dari Allah SWT Karena tak ada manusia yang lepas dari dosa, maka Allah menetapkan salah satu cara pembersihan dosa manusia dengan ujian-ujian yang diberikannya. Jika tak ada ujian, manusia akan sulit bersyukur dan jarang terbersihkan dosanya.
“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap Muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR Bukhari).
Ada yang pernikahannya diuji oleh keturunannya, oleh mertuanya, oleh keluarganya, bahkan ujian itu pun bisa datang melalui pasangan hidupnya sendiri. Allah Maha Adil, karena ujian kita disesuaikan dengan porsi diri kita masing-masing.
Jika menikah hanya karena nafsu, mental dan hati kita akan mudah lemah terhadap ujian yang datang.
Kita akan mudah mengeluh, menyesal, sampai seolah menyalahkan keadaan, ketika jalannya rumah tangga tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Namun, jika kita menikah dengan kesiapan yang matang, memiliki arah dan tujuan yang jelas, kita tidak akan mudah melemah terhadap ujian dari-Nya, justru kita akan menguat karena kita percaya bahwa setiap ujian adalah takdir dari Allah yang wajib kita imani.
Ujian hidup ketika sudah berumah tangga bukan lagi tentang pemikiran Anda yang mengatakan, “Kenapa aku tak kunjung bahagia?” melainkan tentang luasnya pemikiran Anda mengenai, “Bagaimana caranya agar rumah tanggaku bahagia?”
Menikahlah karena Allah ketika hati Anda telah benar-benar siap. Semakin matang mental dan pikiran Anda dalam memaknai hidup, maka semakin kuat juga Anda untuk ‘menakluki’ setiap gelombang ujian yang kelak datang pada rumah tangga Anda.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Apa Saja Ujian Setelah Menikah? Perhatikan Firman Allah Ini
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com