WARTABANJAR.COM – Di bulan suci Ramadan, umat Islam penting menjaga asupan nutrisi bagi tubuh.
Tubuh manusia akan masuk ke dalam “mode kelaparan” ketika tidak mendapatkan cukup makanan.
Mengutip dari Al Arabiya English, Kamis (30/3/2023), ahli diet klinis UEA, Dr Sara Abdelghany, mengingatkan untuk tidak makan terlalu sedikit selama Ramadan karena akan memperlambat metabolisme dan membuat tubuh stres.
Dalam mode kelaparan, tubuh menurunkan metabolisme untuk memastikan fungsi fisiologisnya berjalan normal, ahli gizi di HealthBay Clinic Dubai itu memperingatkan.
Saat berpuasa Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Banyak dari umat Muslim, yang justru memanfaatkan satu bulan puasa ini untuk menurunkan berat badan atau memperbaiki kebiasaan makan mereka.
Menurut Abdelghany, kesalahannya adalah ketika mereka memiliki tujuan tersebut, sering kali keseimbangan makanan tidak diperhatikan dan asupan makanan yang dibutuhkan dalam satu hari pun menjadi tidak tercukupi.
Penelitian medis telah lama membuktikan bahwa ketika tubuh tidak mendapatkan cukup makanan, ia akan dengan sendirinya memaksa untuk memperlambat metabolisme demi bertahan hidup.
Diet ketat, terutama jika dikombinasikan dengan olahraga yang intens, memaksa tubuh untuk berpegang teguh pada sedikit kalori yang diberikan, sehingga justru akan lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
“Makanan merupakan kebutuhan fisiologis bagi tubuh,” kata Abdelghany.
“Dalam kondisi stres, seperti puasa, tubuh kita diprogram untuk menurunkan metabolisme dan fungsi fisiologisnya untuk membantu kita bertahan hidup,” jelasnya.
Momentum puasa ramadan buat sebagian orang dianggap tepat untuk jalankan program diet. Apa saja sebenaranya yang harus diperhatikan? Simak nih penjelasan ahlinya.
Jangan Makan Lebih Sedikit
Abdelghany mengingatkan betapa pentingnya untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi untuk satu hari.
“Selama bulan (Ramadhan) ini, jika kita secara drastis mengurangi asupan makanan kita, tubuh akan mengalami mode kelaparan dan menurunkan metabolisme untuk bertahan hidup, menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dan air daripada kehilangan lemak,” tambahnya.
Tidak cukup makan juga menyebabkan penurunan tingkat energi, sakit kepala, dehidrasi, gangguan tidur, perubahan buang air besar (seperti sembelit), dan peningkatan rasa lapar, tambah sang ahli gizi klinis.
Hindari Kurang Makan
Menurut Abdelghany, sangat penting untuk setidaknya mengonsumsi dua makanan seimbang yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, sayuran, dan buah untuk menjaga tubuh tetap bergizi.
“Juga harus memiliki makanan ringan di antara waktu makan untuk membantu mereka memenuhi makro yang dibutuhkan,” tambahnya.
Saat makan, pastikan memiliki sumber karbohidrat kompleks seperti kentang, roti gandum, atau nasi, sumber protein seperti daging, ikan, ayam, telur, atau keju, serta sayuran dan buah-buahan yang sangat penting untuk menjaga asupan serat.
“Asupan serat ini berguna untuk mendukung kesehatan usus serta menghindari sembelit dan kekurangan vitamin,” jelas Abdelghany.
Tetap Berolahraga
Jika memiliki rutinitas olahraga, maka menjaga tercukupinya asupan makanan menjadi lebih penting lagi.
“Asupan kalori kita harus selalu disesuaikan dengan tingkat aktivitas, intensitas, dan durasi latihan yang dilakukan,” jelasnya.
Ia mengingatkan, asupan makanan harus cukup, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan.
Hal tersebut demi menunjang olahraga dan mengoptimalkan energi yang dibutuhkan tubuh, terutama saat puasa kering seperti Ramadhan.
Rekomendasi umum untuk berolahraga adalah antara 150 hingga 300 menit per minggu, jelas ahli gizi klinis.
Namun, Abdelghany mengatakan bahwa waktu, jenis, dan intensitas latihan kembali bergantung pada tujuan, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi fisik masing-masing individu.
Agar dapat tetap menjalankan rutinitas olahraga seperti sebelum berpuasa, hal ini penting menurut Abdelghany, “Jika pola makan seseorang seimbang, dan makro mereka lengkap dan terdistribusi dengan baik, maka mereka dapat mengikuti rutinitas olahraga yang sama seperti yang mereka lakukan sebelum mulai berpuasa.”
Tips Puasa Sehat
Agar berpuasa tidak memberi pengaruh buruk pada kesehatan tubuh, selain dari menjaga asupan makanan, simak tips lainnya berikut ini!
Puasa adalah bagian penting dari banyak tradisi keagamaan. Ada baiknya untuk tetap menjaga asupan makanan yang sehat dan cukup untuk tubuh agar ibadah tersebut berjalan lancar.
Namun, jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, termasuk kehamilan, menyusui, diabetes atau penyakit lain, sebaiknya konsultasikan dengan pemuka agama atau dokter Anda untuk menentukan apakah Anda masih perlu berpuasa.
Puasa selama bulan Ramadhan juga termasuk latihan mental dan fisik. Meskipun setiap orang mempunyai cara berbeda dalam mempersiapkan pikiran dan tubuhnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Ingat! Makan Lebih Sedikit saat Menjalankan Puasa Ramadan Tubuh Bisa Stres
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com