Wilayah cakupan BIMP-EAGA, kata dia, menawarkan banyak kesempatan untuk perdagangan, investasi dan pariwisata.
Untuk mewujudkan kesempatan ini, terdapat kebutuhan untuk mengatasi tantangan yang ada, termasuk kurangnya infrastruktur dan harmonisasi kebijakan dan regulasi.
Akbar Djohan, Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia, mengatakan dengan dukungan dan investasi yang benar, wilayah BIMP-EAGA memiliki potensi untuk menjadi area ekonomi yang berkembang dan dinamis di Asia Tenggara.
Setidaknya ada 35 pembicara dari kalangan pelaku bisnis transportasi dan logistik dunia yang akan menganalisa isu global terkini terkait transportasi dan logistik.
Selama dua hari, lebih dari 350 orang eksekutif yang berasal dari perusahaan pelayaran, pengiriman barang, pemilik kargo, bongkar muat, logistik, investor, pemerhati ekonomi, konsultan, kepelabuhanan, peralatan pelabuhan serta penyedia jasa IT hadir dalam kegiatan ini.
“Pasca merger, kami berfokus pada transformasi bisnis dan layanan operasional unstuckmemberikan manfaat lebih besar pada komunitas logistik dan pelaku bisnis. Pelindo terbuka dalam kolaborasi dengan pihak manapun dan mengeksplorasi kesempatan baru untuk bersama-sama membawa manfaat bagi pengguna jasa dan masyarakat,” ujar Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, dalam sambutannya.
Pada Selasa (21/02) lalu, sebelum konferensi dibuka secara resmi, para delegasi dan tamu undangan melakukan kunjungan lapangan ke NewPriok Container Terminal One (NPCT1) dan Indonesia Kendaraan Terminal, serta Museum Maritim Indonesia di Tanjung Priok.