ULM Targetkan Progam Studi Akreditasi Internasional Dibuka Tahun Ini

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) targetkan mengadakan Program Studi Akreditasi Internasional di tahun 2023 ini.

    Target tersebut merupakan kebijakan nasional dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) dalam pencapaian indikator Tenaga Kerja Utama (IKU) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

    “Rencana targetkan Akreditasi Internasional ini juga termasuk perjanjian kinerja Rektor ULM dengan Kemendikbud bahwa minimal 2,5 persen dari total Program Studi harus Akreditasi Internasional,” ucap Ketua Lembaga Penjaminan Mutu ULM, Muhammad Ahsin.

    Terdapat 8 prodi yang diusulkan dan terbagi menjadi 2 kluster melalui lembaga Akreditasi Internasional Jerman.

    BACA JUGA: Setelah Menjadi PTN BLU, ULM Mulai Kembangkan Sejumlah Fasilitas

    Kluster pertama Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan pada ASIIN (Accreditation in Engineering Computer Sciencies Natural Sciences Mathematics).

    Kluster kedua Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Lembaga Akreditas Internasional FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation)

    Sebagai usulan kluster pertama, pihak Fakultas Kehutanan turut berkoordinasi antar Program Studi yang diusulkan.

    “Mengenai rencana tersebut, persiapannya tidaklah mudah. Kami beserta 3 Program Studi Pertanian selalu berkoordinasi untuk menyiapkan segala dokumen. Hingga saat ini persiapan tersebut sudah mencapai 90% dan sudah terlaksanakan,” ujar Baharudin Hamdie, Kepala Program Studi Kehutanan.

    Persiapan Akreditas Internasional memerlukan usaha yang serius serta akomodasi biaya yang besar.

    BACA JUGA: Geger Database Staf ULM Kebobolan, Ini Penjelasan Rektorat

    Namun, ULM akan terus melaksanakan program tersebut demi tercapainya IKU.

    “Mengenai anggaran memang cukup besar namun berapapun biayanya ULM akan tetap menargetkan selain itu selain itu proses penilaian dari pihak ASIIN pun juga sangat ketat, mulai dari sistem pembelajaran yang harus berbasis output indication dan learning outcome yang tidak hanya berbasis nilai general saja tetapi juga penilaian perihal SAPRAS fasilitas disetiap perkuliahan,” tutup Muhammad Ahsin. (Ina)

    Baca Juga :   Cek Rekayasa Lalu Lintas Haul Abah Guru Kapuh ke-3 di Kabupaten HSS

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI