WARTABANJAR.COM, JAKARTA- COVID-19 melandai berakibat pada penurunan pendapatan para produsen obat.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir memprediksi pendapatan konsolidasi Bio Farma Grup hanya mencapai Rp22,1 triliun saja sepanjang 2022.
Honesti mengatakan prediksi itu lebih rendah 49 persen dibandingkan capaian pada 2021, seiring dengan meredanya pandemi Covid-19.
Ia menyebutkan angka tersebut adalah hasil dari prognosa yang dibuat oleh pihaknya, terdiri dari pendapatan produk reguler Rp16,09 triliun dan produk Covid-19 Rp5,9 triliun.
“Kami melakukan prognosa sampai akhir Desember 2022, kami prediksikan pencapaian revenue kami sebesar Rp22,1 triliun,” kata Honesti dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1/2023) kemarin.
Meski begitu, ia tetap optimistis pendapatan Bio Farma Grup akan tetap terjaga dan memiliki harapan karena pendapatan dari produk non Covid-19 naik pada 2022.
Lihat saja, pada prognosa 2022 pendapatan dari produk reguler mencapai Rp16,09 triliun.
Angka ini naik jika dibandingkan pendapatan dari produk reguler di 2021, yakni Rp15,17 triliun.
“Yang membuat kami optimis produk-produk non Covid-nya tetap tumbuh,” ucap Honesti.
Ia juga memaparkan prognosa EBITDA konsolidasi Bio Farma Grup mencapai Rp1,5 triliun.
Angka ini juga turun 56 persen dari EBITDA 2022 yang mencapai Rp4,07 triliun.
Pada kesempatan itu, Honesti mengklaim Bio Farma Grup adalah produsen vaksin polio terbesar di Asia Tenggara.
Ia mengatakan pihaknya mampu memproduksi sebanyak 3 juta dosis vaksin per tahun.