Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Terkait Viralnya Balita Meninggal Dunia Usai Dirawat dan Kakinya Dibelah

Terkait ini, dokter Izhak mengoreksi hal tersebut dengan mengatakan istilah medis tidak bisa diartikan mengikuti pengertian dalam bahasa umum. 

“Karena dalam masa perjalanannya (perawatan) ada penolakan-penolakan dari keluarga pasien, otomatis kondisi pasien akan semakin parah. Sampai pasien mengalami syok, solusi atau tindakan satu-satunya adalah hanya dengan dipasangi infus,” lanjutnya. 

Namun mencari pembuluh darah dengan kondisi pasien sudah collapse akibat reaksi sebelumnya, tentu sangat sulit sehingga mau tak mau dokter harus melakukan tindakan venaseksi, atau pembedahan gawat darurat untuk mendapatkan akses pembuluh darah. 

Dia mengatakan prosedur ini dilakukan atas persetujuan keluarga pasien. 

Namun setelahnya, pasien tetap tak membaik sehingga tindakan lanjutannya adalah dilakukan pemasangan inkubasi (alat bantu bernafas dengan mesin). 

Tubuh pasien terus menolak tindakan medis yang dilakukan dan akhirnya meninggal dunia.

Dari apa yang dialami pasien, indikasinya dia mengalami gangguan pada otak akibat kejang serta imbalance elektrolit berat.

Namun dr Izzak belum membeberkan penyebab imbalance elektrolit berat ini bisa terjadi pada pasien lantaran pemeriksaan belum sampai ke tahap itu. 

“Yang jelas kalau sudah imbalance, defisit (berkurang) kita harus melakukan koreksi, koreksinya belum selesai, sudah ada penolakan”, sambungnya. 

Terkait viralnya kasus ini, dia mengatakan tidak ada dugaan malapraktik dalam kasus ini, karena pihaknya sudah bekerja sesuai SOP.

Baca Juga :   Bank Kalsel Sumbang 1 Unit Mesin Pencacah Sampah ke Pemko Banjarmasin

Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

BERITA LAINNYA

TERBARU HARI INI