“Sehingga kita harus memasag tiang pancang sebanyak 131 buah, agar bisa menopang bangunan tersebut,”.
“Selain itu, akses masuk cukup sempit di pusat bisnis kota, kontur tanah rawa, lokasi yang dikelilingi oleh beberapa bangunan yang telah berusia tua, juga turut menjadi kendala dalam pembanguannya,” sambungnya
Di sisi lainnya, yang tak kalah menantang adalah adanya fluktuasi harga material yang signifikan sebagai efek geliat konstruksi pasca pandemi dan pasca kenaikan harga BBM.
Ronny menuturkan, Proses pembangunan dimulai dari tahun 2020 hingaa saat ini, dengan menggunakan pendanaan dari APBN pada 2018, yang akhirnya mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan dengan mekanisme proyek multiyears 2020-2022.
“Pekerjaan Konstruksi kurang lebih senilai Rp58 Mikiar, yang dilakukan oleh PT. Totalindo Eka Persada Tbk, yang diharapkan dapat selesai di akhir Desember 2022,” tutur Rony.
Kakanwil juga mengungkapkan, sampai saat ini progres pembangunan fisik secara total mencapai 52,524% dengan lingkup pekerjaan antara lain bagian struktur telah mencapai 96,42%, arsitektur 33,66%, dan mekanikal-elektrikal-plumbing 52,334%.
“Progres fisik selanjutnya secara mayoritas akan lebih besar dipengaruhi oleh kinerja pemasangan unit peralatan mekanikal-elektrikal gedung,” ungkap Kakanwil.
Pimpinan di Kementerian Keuangan dan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai harapan, agar gedung Kanwil DJBC Kalbagsel yang telah dirancang dengan konsep ramah lingkungan ini nantinya mendapatkan sertifikasi sebagai ‘Green building’ dengan kriteria ‘New Building’ yang memiliki kinerja gedung optimal.