WARTABANJAR.COM – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar pemerintah Indonesia menghindari sementara penggunaan obat paracetamol sirup untuk penyembuhan penyakit pada anak.
Rekomendasi ini terkait naiknya kasus gagal ginjal akut di Indonesia yang mencapai 189 kasus hingga Oktober 2022 dengan dominasi anak usia 1-5 tahun.
Hal ini berdasarkan temuan kasus kematian puluhan anak di Gambia, Afrika yang diduga karena mengkonsumsi obat sirup yang terkontaminasi dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Rekomendasi tersebut diungkap Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
“Kemarin rapat bersama Pak Menkes, kita harapkan kita hindari dulu penggunaan obat paracetamol sirup, belajar dari kasus Gambia. Sambil kita cari buktinya di Indonesia benar tidak ada [kaitan dengan obat], seperti itu,” kata Piprim dalam live instagram @idai_ig, Selasa (18/10).
Piprim mengingatkan rekomendasi itu tak serta merta menyimpulkan paracetamol sirup sebagai penyebab temuan ratusan penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia.
Ia menyebut pemerintah masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
“Ada juga kecurigaan obat-obatan impor, dan sekarang sedang kita periksa di Puslabfor,” imbuhnya.
Penyebab penyakit misterius yang menyerang anak ini, menurutnya masih samar. Apabila dikaitkan dengan pemberian paracetamol sirup, ia mencontohkan temuan kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seorang ibu melaporkan tiga dari empat anaknya yang mengalami gejala batuk dan pilek. Anak yang lebih tua diberikan paracetamol dan tidak mengalami perburukan gejala.