Menurut Syaifullah, dirinya memang mengeluarkan pernyataan keras terkait pengambilalihan pucuk pimpinan PPP dari Suharso.
Hal itu, ujar dia, bukan untuk membela siapapun, namun ingin mendudukkan persoalannya agar diselesaikan sesuai koridor partai.
“Saya ingin menegakkan AD/ART PPP terkait dengan pencopotan ketua. Kalau Ketua Umum bisa diganti hanya lewat rapat pengurus harian yang dilanjutkan dengan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) jelas telah melabrak AD/ART partai,” tegasnya.
Menurut Syaifullah, sikap Mardiono berbeda antara lisan dan perbuatan.
“Dia (Mardiono) menginginkan islah dan menghindari konflik, tapi yang terjadi malah copot mencopot,” ujarnya.
Terkait pencopotan dirinya sebagai Wakil Ketua Komisi V, kata Syaifullah, sejak awal dirinya tidak pernah meminta jabatan.
“Dari dulu tidak punya niat jadi pimpinan komisi, tapi ada perintah partai, jadi harus dilaksanakan,” ujarnya. (edj)
Editor: Erna Djedi