Harga BBM Naik Saat Minyak Dunia Turun, Ini Alasan Menteri ESDM


    WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kenaikan harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM) masih menyisakan kekecewaan di masyarakat.

    Pasalnya, kenaikan harga BBM itu dinilai memberatkan di tengah kondisi ekonomi rakyat yang sedang kembang-kempis.

    Bahkan, kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM dinilai tidak tepat karena pada saat bersamaan inflasi sedang tinggi dan harga minyak dunia sedang dalam tren penurunan.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan jumlah subsidi BBM.

    Sementara menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pemerintah masih terus memantau pergerakan harga minyak mentah Indonesia atau ICP. Karena harga rata-rata ICP hingga Juli sebesar 104,9 dollar AS/barel.

    “Jika ICP turun ke 90 dollar AS /barrel Agustus-Desember 2022, maka harga rata-rata satu tahun ICP Indonesia adalah 99 dollar AS/barrel. Kalaupun harga ICP turun hingga di bawah 90 dollar AS/barrel, maka rata-rata ICP Indonesia setahun masih 97 dollar AS /barrel,” tutur Sri Mulyani dalam akun instagram pribadinya, dikutip Senin (5/9).

    Ia menjelaskan, dengan adanya kebijakan penyesuaian harga BBM, maka alokasi subsidi kompensasi BBM sebesar Rp591 triliun, jika harga ICP hingga Desember 2022 sebesar 85 dollar AS/barrel.

    Jumlah subsidi akan naik sebesar Rp605 triliun apabila harga rata-rata ICP setahun 99 dollar AS/barrel.

    Apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas 100 dollar AS per barrel, maka total subsidi BBM masih akan mencapai Rp649 T.

    Baca Juga :   Tata Cara dan Jadwal Penukaran Uang Lebaran/THR di Bank Indonesia Kalimantan Selatan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI