WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berpotensi mengalami gempa berkekuatan 8,7 skala magnitudo (M) disusul tsunami dengan ketinggian air lebih dari 10 meter.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut potensi itu merupakan pemodelan tsunami dengan skenario terburuk.
Hal ini mengingat Cilacap merupakan daerah yang berada di garis Pantai Selatan Jawa dan menghadap langsung dengan zona tumbukan lempeng, antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia.
“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” kata Dwikorita dalam situs resmi BMKG, Jumat (29/7/2022).
Melihat potensi bencana alam itu, Dwikorita lantas meminta pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk terus bersiap menghadapi skenario terburuk.
Ia mewanti-wanti, prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, melainkan merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.
Namun demikian, perihal kapan waktunya terjadi, katanya, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.
“Perhitungan skenario terburuk tersebut merupakan acuan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, sehingga andaikata terjadi gempabumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan,” katanya.
Dwikorita meminta agar pihak swasta dan industri turut membantu dan terlibat dalam upaya mitigasi bencana di wilayah Cilacap.