“Kalau saya sempat menyetorkan uang sebanyak Rp 175 Juta kepada SF,” beber wanita yang kerap disapa Iis itu.
Iis juga memaparkan, awalnya arisan tersebut, terlihat normal saja, karena saat pengundian pun juga terlihat normal.
“Awalnya kita sempat 1 kali berkumpul, kemudian karena kesibukan masing-masing, maka pengundian pun dilakukan secara online,” papar Iis.
“Selama 7 bulan itu, ada 6 orang yang sudah mendapat giliran kena arisan tersebut. Namun kami curiga kalau ke 6 nama tersebut fiktif,” sambungnya.
Hingga sampai akhirnya, pada tanggal 25 Mei 2022 yang lalu, yang bersangkutan sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Bahkan sebelumnya, dari pengakuan SF kepada para korban, kalau SF ini sedang pergi Umroh, dan menunda pencairan arisan tersebut.
“Lalu pas pulang pun, SF beralasan sedang sakit gara-gara habis pulang umroh, dan kembali menunda pencairan uang arisan, sampai akhirnya SF pun tidak bisa dihubungi lagi,” jelas Iis.
Setelah SF tidak bisa dihubungi, para korban juga sudah sempat melalukan upaya pencarian terhadap SF, baik ke rumahnya maupun ke tempat keluarganya, namun keberadaan SF tak kunjung ditemukan.
Oleh sebab itu, para korban pun melaporkan hal tersebut ke Mapolda Kalsel, agar bisa ditindak lanjuti secara hukum.
Para korban berharap, agar SF bisa bertanggung jawab atas perbuatannya dan bisa mengembalikan uang milik para korban, yang sudah sempat disetor kepada terlapor. (Qyu)
Baca Juga
Total Kerugian Bandar Arisan Fiktif Banjarmasin Capai Rp 1,4 Miliar