WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Duduk di sebuah bangku dekat halte di Minggu Raya Banjarbaru, seorang pria paruh baya perlahan sapu keringat di dahi. Sesekali kepalanya menoleh ke samping kanan dan kiri, berharap ada penumpang.
Pria paruh baya itu selain sehari-hari sebagai sopir angkutan kota, juga sopir Angkutan Pelajar Gratis (APG) di Kota Idaman. Pendapatannya pun selain masuk ke kantong kanan juga ke kantong kiri, meski hanya recehan namun sangat berarti baginya.
Namun dahinya berkerut ketika menceritakan bahwa sejak dua bulan terakhir dan memasuki bulan ketiga, honor sewa APG belum dibayarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru.
Dirinya pun sempat bertanya dengan Organda tempatnya bernaung, namun juga tak memberi jawaban pasti.
Buru-buru mengeluarkan kertas coretannya dari dalam dashboard mobil minibus yang nampak keropos, warga Banjarbaru itu menunjukan hitungan pendapatan atau biaya sewa mobilnya selama sebagai APG, terutama di bulan April dan Mei.
“Dalam sebulan tidak full menarik (APG). Kalau dirata-ratakan bisa sekitar Rp 1.500.000,” ucap seorang sopir yang minta namanya tidak diwartakan.
Dirinya berharap, Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru segera membayarkan apa yang sudah menjadi hak para sopir.
“Sangat terbatu dengan adanya program APG ini, menambah penghasilan. Terlebih lagi persaingan angkutan sekarang makin ketat, bagi angkutan kota sudah agak berat,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan sopir APG lainnya.
“Bersyukur seiring perkembangan transportasi umum lainnya, dengan mobil angkot kami disewa selama beroperasional antar jemput pelajar menambah pendapatan. Seusai antar jemput, maka bisa kembali mengantar penumpang di jalur trayek umum,” ucap seorang sopir.