Dengan begitu, tak ada tamu yang merasa bahwa kiai adalah orang yang berpuasa.
Mereka juga tak ada yang sadar bahwa air setengah gelas yang di hadapan kiai hanyalah air fantasi saja.
Yang mengetahui ini hanyalah keluarga atau orang-orang terdekatnya saja.
Beginilah di antara potret orang yang mengikuti sunnah-sunnah Nabi dengan cara elegan dan berhati-hati.
Tidak hanya berhenti pada boleh atau tidak boleh menurut kacamata syari’at, tapi adab dan tata adat masyarakat juga selalu mereka pegang dengan kuat.
Di sini, minimal dapat ambil pelajaran. Pertama, bahwa Kiai Umar adalah pengamal puasa sunah 6 hari di bulan Syawal di mana pahalanya sama dengan puasa setahun penuh.
Kedua, Kiai Umar adalah orang yang hormat kepada tamu dengan penghormatan yang istimewa.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad, yang artinya “Barangsiapa iman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. (*)
Sumber: NU Online
Editor: Erna Djedi