WARTABANJAR.COM – Gelandang asing Persija asal Mali, Makan Konate, bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan Ramadan, bulan istimewa bagi umat muslim.
Bagi Konate, menjalankan puasa Ramadan tahun ini terasa spesial. Sebab, ini kali pertama dirinya kembali puasa di Mali setelah lama tak pulang kampung.
“Alhamdulilah saya diberi rezeki bertemu puasa tahun ini. Saya selalu berdoa bisa lancar sampai selesai dan terus diberi kesehatan. Saya balik ke kampung untuk puasa dan Lebaran bersama keluarga. Saya sudah 5-6 tahun tidak puasa di Mali. Alhamdulillah tahun ini ada rezeki dan bisa bareng bersama keluarga,” ucap Konate.
Sebelum berangkat ke Mali, ia mengatakan sangat rindu dengan suasana puasa di kampung halamannya.
“Yang saya rindukan adalah kami sahur dan buka puasa bersama keluarga. Kalau saat berbuka terkadang ajak teman-teman. Susana seperti itu yang membuat kangen,” ujar gelandang berusia 30 tahun tersebut.
“Saat puasa di Mali biasanya ada sayur dan sup ayam atau daging. Terus ada bubur dan buah. Kalau buka puasa ada makanan spesial juga seperti ikan goreng atau bakar, spageti, barbeque, dan bubur. Sebenarnya tidak berbeda jauh dari Indonesia makanannya. Tapi kalau di Mali memang spesialnya pakai sup,” tuturnya lagi.
Konate pun menceritakan situasi di Mali saat memasuki Ramadhan. Baginya, cuaca di Mali menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau puasa di Mali itu sering saat memasuki cuaca panas. Kalau cuaca panas di Mali bisa mencapai 39-41 derajat. Saya ingat tahun lalu lihat di berita banyak orang menyiram kepalanya dengan air dan es batu. Ada juga yang menaruh esnya di badan. Kalau suhu normal 26-27 derajat. Jadi saat puasa memang saat panas,” katanya.