Keistimewaan Ramadan dan Keutamaan Hidupkan Malam-Malamnya

    Orang yang tengah bermunajat pada hakikatnya sedang mendekatkan diri pada-Nya, mengagungkan keesaan Allah SWT semata, serta tunduk khusyu memohon ampunan-Nya. Qiyamullail sebagai wasilah mendapat kemuliaan yang telah Allah sebutkan dalam surat Al Isra ayat 79 di atas.

    Perintah untuk melakukan ibadah di malam hari pada surat Al Isra tersebut dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW yang tidak pernah meninggalkan sholat malam. Sebagaimana yang dikisahkan oleh Aisyah RA dalam hadits, yaitu:
    أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا
    “Sungguh Nabi SAW sholat malam hingga kedua telapak kakinya merekah. ‘Aisyah berkata kepada baginda: mengapa engkau melakukan hal ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Baginda bersabda: “Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR Bukhari).

    Selain itu, qiyamullail juga sebagai sarana melatih diri. Kiai Cholil menyebutkan bahwa ibadah di malam hari merupakan sarana untuk melatih diri menghindari perbuatan maksiat. Karenanya dapat dikatakan pula sebagai terapi untuk melembutkan hati dan merevitalisasi asa.

    Suasana hening yang tercipta pada malam hari mampu melepaskan penatnya hiruk pikuk berbagai kegiatan yang dilakukan pada siang hari. Oleh karenanya, salah satu cara mengobati hati yang keras dan sulit menerima nasihat yaitu dengan mengistiqomahkan sholat malam.

    Baca Juga :   Baru Dibentuk Kapolri, Daftar 8 Polda Miliki Direktorat Reserse Siber

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI