Mereka berdua berlayar ke tengah laut untuk meletakkan perangkap ikan dan rajungan.
Setelah satu jam kapal berlayar dan berada di tengah laut, Jono dan Taufik menurunkan dan memasang perangkap ikan mereka.
Sekitar pukul 7.30 WIB, perangkap ikan selesai dipasang. Namun, tanpa diduga, kapal mereka terkena ombak dan langsung terbalik.
Tak lama, kapal nelayan tersebut tenggelam. Jono dan Taufik pun berusaha menyelamatkan diri mereka dengan terus berenang dan mengapung selama kurang lebih satu setengah jam.
Menurut Captain Barli, posisi kapal MT Galunggung saat itu berada sekitar 50 meter dari korban.
“Posisi kapal saat kejadian sedang berlabuh, waiting for direcharge di perairan Tuban,” jelasnya. Saat berlabuh, Juru Mudi Jaga kapal memang dijadwalkan rutin melakukan patroli keliling setiap satu jam dari area haluan hingga buritan kapal.
Kapal MT Galunggung merupakan kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Kapal ini berlayar dari Sikka-Indiamenuju Tuban, Indonesia.
Dinakhodai oleh Captain Barli Handoko dengan total 29 kru lokal, kapasitas kapal yang dibangun pada tahun 2011 ini mampu menampung muatan hingga sebanyak 750 ribu barel.
Usai penyelamatan darurat, dua nelayan pun melanjutkan proses pemulangan ke Desa Socorejo dengan dibantu oleh Tim MarinePertamina Trans Kontinental (PTK) yang berlokasi di Tuban dan dua petugas kepolisian air Tuban, yakni Brigpol Teguh Dwi dan Baraka Alfan. Para nelayan diserahkan ke Polair pada pukul 15.20 WIB.
Dua nelayan dijemput dan dipulangkan dengan menggunakan kapal tugboat TB Transko Dara 3204 yang dinakhodai oleh Captain Rasto.