WARTABANJAR.COM, TANJUNG – Fenomena badut berkostum tokoh kartun di beberapa titik lampu merah di Kecamatan Murung Pudak yang melibatkan anak anak menjadi sorotan pemerintah daerah Kabupaten Tabalong.
Bertempat di Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan rapat koordinasi lintas sektoral dengan menghadirkan pekerja badut beserta orang tuanya, Selasa (21/12/2021)
Rapat di pimpin Kepala Dinas Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten tabalong, H Rusmadi, dihadiri juga Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Kasat Pol PP, Polsek Murung Pudak, Lurah Mabuun, Lurah Pembataan, Lurah Tanjung dan aktifis LSM dipimpin oleh saudari Erni.
“Kegiatan ini dilakukan didasari pertimbangan aspek keselamatan bagi warga yang mengenakan kostum badut itu sendiri, dan pengguna jalan lainnya. Memang pro dan kontra, cuma kami ingin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat di lampu merah,” ujar Rusmadi.
Rusmadi memahami badut, pengamen dan penjual es anak anak tersebut berusaha bertahan dan menafkahi keluarga.
Apalagi saat ini kondisi ekonomi serba sulit imbas pandemi Covid-19.
“Kami khawatir jika terjadi apa-apa siapa yang bertanggung jawab, semoga masyarakat Tabalong, Kecamatan Murung Pudak dan Tanjung khususnya dapat memahaminya sehingga tidak lagi berkembang komentar miring atas tujuan penertiban ini,” imbuhnya.
Rapat lanjutan akan dilaksanakan Hari Kamis (23/12/2021) untuk menyampaikan solusi yang akan diberlakukan terhadap pekerja badut dan pihak LSM yang di pimpin oleh sdri Erni menjamin tidak ada kegiatan apapun dari pekerja badut sampai dengan adanya putusan dari pemerintah daerah.