Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengharuskan rapid test memiliki tingkat sensitivitas di atas 80 persen.
Eong mengatakan dengan tes air liur seperti itu, dokter umum dapat menggunakan saliva untuk diagnosis dini Covid-19, tanpa harus mengirim sampel tes ke laboratorium untuk diproses.
Di samping itu Chee menilai kemudahan tes dengan menggunakan air liur juga membuat tes lebih nyaman dan lebih disukai bagi mereka yang merasa test swab hidung dianggap tidak nyaman.
“Dengan ini, kami berharap lebih banyak orang akan melakukan tes sebagai tindakan tanggung jawab sosial pribadi sebelum terlibat, terutama dalam acara atau pertemuan skala besar,” tutur Chee dikutip Straits Times. (brs/berbagai sumber)
Editor: Yayu Fathilal