WARTABANJAR.COM – Tarif tes PCR yang telah ditetapkan pemerintah sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor HK 02.02/1/3843/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR kembali dibahas.
Pada kesempatan tersebut Direktur Bio farma, Honesti Basyir harga sempat melontarkan harga tes PCR Rp 90.000.
Meski akhirnya memberikan klarifikasi harga Rp 90 ribu adalah harga Reagent kit PCRnya saja, yang merupakan salah satu komponen utama dalam diagnostik kit PCR tes.
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina sepakat mendukung agar harga PCR dan antigen ditekan hingga serendah mungkin sehingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Politisi PKS ini menganggap bahwa biaya test PCR antara Rp275 ribu hingga sebesar Rp300 ribu akan masih dirasa sangat mahal oleh beberapa kalangan masyarakat.
Sebagai perbandingan, Australia hanya perlu membayar untuk jasa dokter umum, tapi tesnya sendiri tidak dipungut biaya atau gratis.
Di New Zealand juga gratis. Hal tersebut diketahui dari situs covid19.govt.nz, di mana tes Covid-19 yang gratis juga berlaku bukan hanya untuk warga negaranya.
Nevi melanjutkan, di India, harga tes Covid-19 jauh lebih murah dari Indonesia. Mengutip India Today, pemerintah kota Delhi menetapkan harga PCR di India sebesar 500 rupee atau senilai Rp 96.000.
Begitu juga di Hongkong, harga tes PCR juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.
Baca Juga Luhut Sebut Keuntungan PT GSI 51%
Baca Juga Reaksi Anis Diroasting Kiky Saputri
“Saya meminta, PCR di Indonesia harus semurah mungkin, sehingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk di Indonesia, seharusnya PCR ini di bawah 200 ribu rupiah.”