Selain itu, menurut dia, tidak tepat kalau dikatakan bahwa permintaan masyarakat terhadap Premium menurun dan mereka beralih ke Pertalite.
Menurutnya, animo masyarakat terhadap Premium masih tinggi sehingga tetap perlu dialokasikan anggaran untuk pengadaan BBM murah tersebut.
Sebelumnya, saat ini pemerintah sedang mengkaji perubahan harga jual BBM jenis Pertalite akibat kenaikan harga minyak dunia.
Sementara, pemerintah menilai harga jual Pertalite saat ini Rp7.650 tidak sesuai dengan harga keekonomian yang sudah mencapai harga Rp11.000.
Sebelumnya, Mulyanto meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap distribusi BBM untuk mengantisipasi kelangkaan di sejumlah wilayah, serta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) harus meningkatkan pengawasan.
Ia menyebut, kekhawatiran masyarakat terhadap kelangkaan BBM ini bisa dipahami sebab beberapa negara, seperti Inggris, China, India, termasuk Singapura sedang krisis energi.
“Dua jenis BBM yang langka itu adalah Premium dan Solar. Padahal BBM jenis ini sangat dibutuhkan masyarakat. Karenanya persediaannya harus selalu aman,” pungkas Mulyanto.(aqu)
Editor Restu