“Tujuan ke depan mungkin diharapkan nasabah atau warga masyarakat di sekitaran BRI, khususnya BRI Unit Gotong Royong yang dijadikan pilot bisa bergabung dengan nasabah BRI baik yang sudah eksisting, maupun yang belum. Harapannya yang belum (mengenal bank) ini bisa mengenal bank lebih dekat karena tidak dipungkiri mayoritas warga yang belum mengenal perbankan takut ke bank karena menurut mereka bank ini satu lembaga yang besar, jadi kalau mau berhubungan dengan perbankan asumsinya takut ribet dan takut dengan hukum,” jelas Redi.
Sementara itu, Kepala Cabang PNM Gunung Sugih Desi Vitha Bella menguraikan setelah adanya Co-Location Senyum ini para Account Officer (AO) PNM dapat menarik uang atau menyetorkan uang dari cicilan nasabah ke BRI lebih cepat, melalui layanan kas di Co-Location. Sebelum ada Holding Ultra Mikro, AO PNM mesti antre saat mengambil dan menyetor uang.
“Keuntungan lainnya bagi nasabah mereka bisa dibantu untuk membuka tabungan di BRI atau menabung dan gadai emas di Pegadaian. AO PNM memfasilitas mereka untuk membuka tabungan di BRI dan Pegadaian,” terang Desi.
Kepala Pegadaian Cabang Bandarjaya Firdaus Ardi menimpali co-location Senyum memungkinkan Pegadaian untuk menjangkau nasabah baru yang lokasinya jauh dari Unit Pegadaian eksisting.
“Dengan adanya co-location ini ada kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat bahwa mereka tidak perlu lagi ke Lampung Tengah, Bandar Jaya tapi bisa langsung ke unit Co-Location untuk bertransaksi di sana. Secara umumnya, masyarakat akan terbiasa untuk berkomunikasi, bersosialisasi dengan BRI,” papar Firdaus.