Toyota Kurangi Produksi di Jepang dan Amerika Akibat Krisis Chip


    WARTABANJAR.COM – Toyota akan mengurangi produksi di Jepang dan Amerika Utara karena kekurangan chip semikonduktor, sebuah tanda bahwa bahkan rantai pasokan terbaik pun terpengaruh oleh kekurangan tersebut.

    Mengutip The Verge, Senin, di Jepang, pembuat mobil akan mengurangi produksi sebesar 40 persen akhir bulan ini dan hingga September, yang akan mempengaruhi sebagian besar lini produksinya.

    Di sisi lain, The Wall Street Journal melaporkan, pengurangan yang direncanakan di Amerika Utara akan antara 40 dan 60 persen pada bulan Agustus. Pengurangan berarti Toyota akan memproduksi antara 60 ribu dan 90 ribu kendaraan lebih sedikit.

    “Karena COVID-19 dan kejadian tak terduga dengan rantai pasokan kami, Toyota mengalami kekurangan tambahan yang akan memengaruhi produksi di sebagian besar pabrik kami di Amerika Utara,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

    “Sementara situasinya tetap kompleks, tim manufaktur dan rantai pasokan kami telah bekerja dengan gigih untuk mengembangkan tindakan pencegahan guna meminimalkan dampak pada produksi,” imbuhnya.

    Perusahaan tidak mengharapkan gangguan dalam produksi mempengaruhi tingkat kepegawaian.

    “Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan dan pemasok kami,” kata perusahaan itu.

    Toyota adalah pembuat mobil terbaru yang mengubah rencana produksinya karena kekurangan semikonduktor yang disebabkan oleh perlambatan terkait COVID-19 di pabrik pembuat chip.

    Sebelumnya, Volkswagen juga mengatakan bahwa mereka mungkin harus memangkas produksi karena kekurangan chip, dan baik Ford maupun General Motors mengatakan pada musim semi bahwa mereka tidak beroperasi atau memperpanjang penutupan di beberapa pabrik mereka di Amerika Utara.

    Baca Juga :   Bank Kalsel Tawarkan Diskon Khusus 30% Beli Makanan di Restoran ini Pakai Kartu ATM

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI