“Kami tentu memberikan penghargaan besar terhadap Bapak Presiden Jokowi yang memakai busana pakaian adat masyarakat Baduy, ” katanya di Lebak, Senin.
Penggunaan pakaian busana adat Baduy oleh Presiden Jokowi kemungkinan besar dapat membangkitkan kembali sekitar 2.000 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Badui.
Di mana saat ini, mereka pelaku UMKM terpuruk akibat dampak pandemi virus Corona atau COVID-19.
Bahkan, pelaku UMKM di kawasan hak tanah ulayat tersebut menutup kegiatan usaha karena tidak lagi dikunjungi wisatawan yang biasanya datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
“Kami yakin pelaku UMKM akan dibanjiri pesanan setelah Bapak Presiden Jokowi memakai busana Badui itu,” katanya.
Menurut dia, sebagian besar pelaku UMKM masyarakat Badui memproduksi aneka kerajinan tenun, batik Baduy, pakaian kampret atau pangsi, selendang, suvenir atau cenderamata, kain pengikat kepala madu dan golok.
Busana yang dipakai Jokowi merupakan pakaian pangsit yang sehari- hari digunakan masyarakat Baduy.
Sebelum pademi COVID-19, kata dia, pemukiman masyarakat Badui di Kampung Kadu Ketug selalu ramai karena warga menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM di bale-bale rumah.
“Kami berharap pelaku UMKM warga Baduy itu kembali bangkit karena orang nomor satu di Indonesia mencintai busana adat masyarakat Baduy,” katanya menjelaskan.
Begitu juga tetua adat masyarakat Baduy, Saidi Yunior, mengaku dirinya tentu merasa bangga Presiden Jokowi memakai busana adat Baduy, sehingga akan berdampak terhadap pendapatan pelaku UMKM.